Surabaya, Bhirawa
Petra Christian University (PCU) menggelar kegiatan pameran desain interior bertajuk “INDEX” di Gedung Q lantai 3 PCU, Surabaya.
Kegiatan yang diselengarakan oleh Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif (FHIK), bertujuan sebagai agenda tugas akhir mahasiswa, dalam INDEX 2025 mengambil tema “Synced” memiliki arti selaras, terhubung, dan bergerak bersama secara harmonis serta sebagai tantangan para desainer muda di era digital, Kamis (31/7).
Dosen Penanggung Jawab Acara, Poppy Firtatwentyna Nilasari, S.T., M.T., Lewat pameran INDEX hadir sebagai wadah eksplorasi mendalam tentang bagaimana wawasan, pengalaman, dan peluang masa depan bisa bersinergi harmonis dengan kemajuan teknologi, membuka lembaran baru yang akan mendefinisikan kembali peran desainer di era digital.
“Terdapat 35 mahasiswa yang berpartisipasi dipameran hari ini, tidak hanya dari mahasiswa PCU saja terdapat juga beberapa mahasiswa dari kampus mancanegara, seperti University College Sedaya International Malaysia jurusan Interior Architecture, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia jurusan Furniture Design, dan Assumption University Thailand jurusan Interior Design juga ikut memamerkan hasil karya kreatif mereka,” ujarnya.
Salah satu Desainer Produk Mahorea Set, Winnie Nethania Kumala, membuat furniture berupa bench, cabinet, dan private chair hasil karya nya mengunakan material kayu mahoni dan recycle plastic untuk dijadikan bahan elemen tambahan di produknya.
“Tujuan recycle plastic sebagai unsur utama sekaligus mempercatik produk, serta banyak sisa saia bahan yang menumpuk terutama plastic, dari situ ide inovasi muncul dengan mengabungkan material lain jadi hasil produk yang baru,” jelasnya.
Lanjut Winnie, menceritakan awalnya melihat ada produk mengunakan recycle plastic dari situ muncul gagasan awalnya. “Saat di west tour di bali disitu diajak untuk belajar mengelola platik, terus akhirnya tambah penasaran,” tutur Winnie.
Winnie juga mendapatkan pengalaman saat mangang di Perusahaan recycle plastik terbesar di Indonesia membuat memperkuat projek yang di jalankan saat tugas akhir. “Saat magang di Ecollabo8 di Bali esperimen terhadap bahan material plastic akhirnya terealisasikan disana perusahaan berfokus pada daur ulang sampah plastik untuk diubah menjadi berbagai produk bernilai tambah seperti furnitur, ubin dinding, dan lainnya, serta telah berkolaborasi dengan berbagai pihak industri dan lokal, termasuk produsen kecantikan dan sandal,” ucapnya.
Winnie menambahkan untuk membuat Satu set langsung produksi memerlukan tiga minggu, tapi Brainstorming dari bulan Febuari selesai bulan Juni, sekitar Lima bulan awal sampai akhir. “Kedepan berkeinginan untuk dipasarkan tetapi beberapa perlu di rubah terutama finising untuk benar-benar bisa memastika produk siap ke di jual,” tambah Winnie.
Desainer Interior, Tiffany Nathania, yang mendesain tentang replikan tentang Hotel Bintang lima, yang mana konsepnya untuk memakasimalkan kapasitas yang ada. “Dimana hotel lima yang besar dengan banyak interornya, saya merancang bagaimana komponen desain bisa dimaksimalkan agar tetap rapi dan mewah,” jelasnya.
Tiffany menyebutkan bahwa dia diminta untuk membuat Presidential Suite hotel yang saya servai mereka yang awalanya fasilitasnya spah privat dan sayajadikan privat gym karena lebih dibutuhkan oleh penguna kamar tersebut. “saya mensurvei hotel yang berlokasi di yogyakarta untuk membuat set baru di bagian Presidential Suite, dan untuk ide sekitar tiga minggu, yang membeda dengan ineteror yang lain dimana hotel yang saya buat menkolaborasikan budaya tradisonal Jogja dan internasional,” tambahnya. [ren.wwn]


