25 C
Sidoarjo
Thursday, December 18, 2025
spot_img

Komisi B DPRD Surabaya Soroti Kekurangan Kandang Saat Sidak RPH Osowilangun

DPRD Surabaya, Bhirawa
Bertujuan untuk melihat langsung progres pembangunan fasilitas yang direncanakan sebagai pengganti dua RPH lama di Pegirian dan Kedurus, Komisi B DPRD Surabaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) sapi di kawasan Osowilangun, Surabaya Barat, Selasa (5/8/2025).

Ketua Komisi B DPRD Surabaya, M. Faridz Afif, menyatakan bahwa progres pembangunan telah mencapai sekitar 80 persen. Namun, ia menyoroti masih adanya kekurangan fasilitas, khususnya pada ketersediaan kandang sapi.

“Secara infrastruktur sudah hampir 80 persen selesai. Tapi kami menemukan masih kurangnya tempat untuk kandang sapi. Padahal kandang sangat dibutuhkan karena sapi tidak bisa langsung disembelih begitu datang. Mereka harus stand by minimal 10 jam agar tidak stres,” ujar Afif politisi asal PKB ini.

Ia pun menegaskan, bahwa kekurangan tersebut bisa berdampak serius terhadap operasional RPH. “Jika kapasitas kandang tidak mencukupi, ini bisa berbahaya bagi proses pemotongan. Kami mendorong Pemkot Surabaya segera menambah area kandang sebelum relokasi dimulai,” tambahnya

Selain itu Faridz Afif, menyoroti beberapa kendala serius yang harus segera diatasi, terutama terkait tanah lokasi yang disebut sebagai bekas lahan sampah.

“Struktur tanah ini seperti tanah gambut, goyang, dan rawan retak. Harusnya sejak awal dilakukan pembersihan total sebelum pembangunan. Retakan-retakan ini bisa menjadi masalah ke depannya,” tegas Faridz.

Selain itu, Komisi B juga meminta pihak RPH untuk melakukan sosialisasi intensif kepada para jagal, agar mereka bersedia berpindah ke lokasi baru yang lebih jauh dari pusat kota.

Berita Terkait :  Bupati Madiun Terima Penghargaan sebagai Transformative Leader

“Kami paham ada kekhawatiran dari para jagal soal jarak dan transportasi, tapi mereka harus diberi pemahaman bahwa fasilitas baru ini lebih modern dan menjanjikan,” ujarnya.

Faridz juga mendorong RPH untuk mengembangkan lini usaha lain seperti penggemukan sapi, pengolahan limbah rumen, hingga produksi pupuk organik.

”Dengan begitu, RPH sebagai perseroda bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD),” jelasnya.

Sementara menurut Direktur utama RPH Surabaya, Fajar Isnugroho pembangunan RPH baru ini merupakan upaya modernisasi dan peningkatan layanan pemotongan hewan di Kota Pahlawan.

Menurutnya, lokasi di Osowilangun diproyeksikan menjadi pusat pemotongan yang lebih representatif dibandingkan fasilitas lama yang sudah menua.

“Kami melihat ini sebagai peluang untuk menghadirkan layanan yang lebih optimal. Namun, kami juga melihat bahwa fasilitas ini belum sepenuhnya siap. Masih ada kekurangan minor seperti handrail yang belum terpasang, finishing bangunan, dan yang paling krusial adalah kapasitas kandang penampungan yang belum mencukupi,” ujar Fajar.

Fajar menekankan bahwa SOP pemotongan sapi mensyaratkan hewan harus diistirahatkan minimal 10 jam sebelum disembelih. Namun, kapasitas penampungan yang ada saat ini hanya cukup untuk sekitar 200 ekor sapi, sementara kebutuhan idealnya mencapai 500 ekor-300 untuk sapi lokal dan 200 untuk sapi impor.

“Kami khawatir jika Pegirian ditutup total dan semuanya langsung dipindah ke sini, itu akan menjadi masalah. Karena penampungan di sini tidak mencukupi. Kami ingin perpindahan ini dilakukan secara bertahap,” tambahnya. [dre.hel]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru