24 C
Sidoarjo
Thursday, September 19, 2024
spot_img

Khofifah hingga Pj Gubernur Jatim Terima PIN Emas BNPB


Surabaya, Bhirawa
Provinsi Jawa Timur berhasil menurunkan Indeks Resiko Bencana (IRB) yang menunjukkan kesiapan semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat , dalam menghadapi berbagai resiko kebencanaan.

Atas prestasi ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memberikan pin emas kepada sejumlah tokoh yang telah berjasa dalam penanggulangan bencana di Jawa Timur.

Para tokoh tersebut ialah Gubernur Jatim Periode 2019-2024 yang juga Ketua PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa dan Pj Gubernur , Jatim Adhy Karyono.

Selain kedua tokoh tersebut, BNPB juga memberikan pin emas kepada Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseso, dan Ketua Kwarda Gerakan Pramuka H.M Arum Sabil dalam kegiatan Jumpa Tokoh di Dyandra Convention Center Surabaya, Selasa (30/7).

Penyerahan pin emas juga di latar belakangi oleh penurunan indeks resiko bencana (IRB) di Jawa Timur. Hal ini dibuktikan dari data BPBD Provinsi Jatim pada tahun 2019 angka IRB sebanyak 137,88 kemudian turun hingga 101,65 pada tahun 2023.

Ini menunjukkan Pemprov Jatim mampu menurunkan resiko bencana setiap tahunnya. Bahkan Pemprov Jatim meraih penghargaan kategori Pemerintah Daerah yang Berpartisipasi Aktif dalam Mewujudkan Ketangguhan Bangsa dalam Menghadapi Bencana.

Dalam kesempatan itu, Pj Gubernur Adhy Ia menjelaskan bahwa partisipasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat menjadi hal yang penting. Terutama peran kolaborasi pentahelix dalam kesiapan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana.

“Pengurangan resiko bencana harus melibatkan kolaborasi unsur pentahelix. Pemerintah pastinya didukung oleh BPBD, Pramuka dan komunitas relawan masyarakat. Sinergi inilah yang pada akhirnya ikut mendukung keberhasilan proyek hunian tetap korban erupsi Gunung Semeru yang mendapat rekor MURI,” kata Adhy.

Berita Terkait :  Dua Paslon Bupati Sampang Memenuhi Syarat, KPU Buka Masukan dan Tanggapan Masyarakat

Dijelaskan Adhy, bencana tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, Pramuka sebagai agen perubahan diharapkan akan mampu mendukung kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

“Fenomena yang terjadi, setiap ada bencana dipastikan ada peran Pramuka. Bagaimana Pramuka sebagai pelopor menjadi contoh bagi masyarakat. Rasa kemanusiaan dan empati bagi korban atau penyintas adalah skill yang harus dimiliki oleh anggota Pramuka yang selayaknya akan dicontoh masyarakat,” tambahnya.

Sementara , Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul ‘Ulama Khofifah Indar Parawansa usai menerima pin emas dari BNPB menyatakan optimis untuk terus meningkatkan komitmen nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial mengatasi terjadinya bencana alam.

“Semakin meningkatkan semangat untuk terus menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial menghadapi bencana sekaligus upaya resiliensi Jawa Timur dalam menghadapi kebencanaan,” katanya.

Untuk diketahui, Khofifah mendapatkan pin sebagai tokoh perempuan inspiratif peduli sosial, kemanusiaan dan kebencanaan Indonesia.

Menurutnya, Indonesia khususnya Jawa Timur masuk dalam wilayah Tropical Ring of Fire. Dengan begitu, dibutuhkan kemampuan resiliensi yang mumpuni menghadapi bencana melalui kolaborasi antar elemen atau biasa disebut pentahelix.

“Alhamdulillah, masyarakat kita menganut sistem kegotongroyongan yang sangat guyub,” ujarnya.

Keberhasilan tersebut, kata Khofifah, tidak lepas dari sinergi banyak pihak dalam penanggulangan bencana di Jawa Timur. Bersama media massa, akademisi, dunia usaha, pemerintah dan masyarakat yang di dalamnya termasuk relawan, memiliki peran besar kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Termasuk, pilar sosial seperti Tagana yang cepat tanggap. Mereka garda terdepan penanggulangan bencana.

Berita Terkait :  Salurkan BLT DBHCHT di Bojonegoro, Pj Gubernur Adhy: Upaya Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

“Terima kasih atas kerja keras, kerja bersama seluruh pihak dan stakeholder di Jatim sehingga, Jatim bisa Tangguh dalam menghadapi bencana,” ungkapnya.

Ke depan, Khofifah menegaskan, penanggulangan dan mitigasi bencana harus ditingkatkan setiap tahun. Salah satunya dengan memanfaatkan digitalisasi lewat aplikasi Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Penanggulangan Bencana (SMART-PB).

Selain itu, lanjutnya, melalui aplikasi InaRISK yang merupakan portal kajian risiko bencana dan pemantauan indeks risiko bencana di Indonesia.

“Tim BPBD Jatim juga melakukan pemantauan fenomena alam oleh Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) BPBD Jatim. Mereka memantau aktivitas gunung api, titik api (Karhutla), aktivitas gempa bumi, cuaca, tinggi muka air sungai, arah pergerakan angin, dan pasang surut gelombang laut,” tutupnya.

Khofifah sendiri saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 sangat intens dengan kondisi resiko kebencanaan terutama terkait kebakaran hutan dan gunung api. Alumnus Ilmu Politik Unair ini mengintensifkan penghutanan kembali wilayah-wilayah pegunungan yang sering terkena kebakaran hutan.

Salah satunya dengan memprogramkan penyebaran benih tanaman melalui udara di area pegunungan yang sulit dijangkau dengan penanaman langsung di darat.

Pada acara kemarin , secara khusus, BNPB juga memberikan bantuan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kwarda Jatim yang diserahkan oleh Kepala BNPB.

Bantuan peralatan dan logistik ini berupa tenda pengungsi 2 unit, tenda keluarga 10 unit, light tower 1 unit, velbed 30 unit, makanan siap saji 200 paket, matras 160 lembar dan selimut sebanyak 200 lembar.

Berita Terkait :  KPK Tetapkan 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah di Jatim, Termasuk 3 Penyelenggara Negara

Ini merupakan aksi nyata Pemerintah Pusat dalam mendukung penanggulangan bencana utamanya penanganan siaga darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Provinsi Jawa Timur tahun 2024.

“Terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada Provinsi Jawa Timur. Pastinya bantuan ini akan membawa kebermanfaatan bagi Jawa Timur,” tuturnya.

Pada kesempatan kali ini juga dilakukan penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama antara BNPB dengan Kwarda Gerakan Pramuka. Hal ini sebagai tindak lanjut penandatanganan MoU antara BNPB dengan Kwarnas Gerakan Pramuka.

Sementara itu, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseso menyampaikan bahwa MoU kali ini merupakan perpanjangan dari MoU yang sudah dilaksanakan 5 tahun yang lalu.

“Kita kali ini memperpanjang MoU kerjasama antara BNPB dengan Kwarnas sudah berlangsung cukup lama. Pramuka pada dasarnya ikut serta dalam penanggulangan bencana,” kata Budi.

“Situasi Indonesia secara global dimana Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya raya, Sumber Daya Alam ada di Indonesia. Namun sebaliknya, bencana juga terjadi dikarenakan bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial (disebabkan ulah manusia) yang banyak memakan korban,” tambahnya.

Dalam kegiatan itu juga dilakukan pengibaran bendera merah putih yang dibawa oleh Pj. Gubernur Adhy, Kepala BNPB, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jatim, dan para peserta Jumpa Tokoh. [tam.bed.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img