Kota Probolinggo, Bhirawa
Final Kerapan Sapi Brujul Kota Probolinggo yang berlangsung Hari Minggu (4/5) di Lapangan Sapi Brujul tepatnya Jl KH Syafi’i, Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo berujung kericuhan. Hal ini ditanggapai serius oleh Komunitas Pencinta Budaya Karapan Kota Probolinggo.
Menurut Koordinator Komunitas Pencinta Budaya Karapan Kota Probolinggo, Imam Syafi’i, ini merupakan hal biasa yang terjadi di perlombaan khususnya Kerapan Sapi, Sebenarnya ricuh dalam setiap gelaran karapan itu biasa terjadi. Dan ricuh itu hanya berupa omongan atau olok – olokan saja.
Pria yang akrab dipanggil Ivan ini menjelaskan, kericuhan itu terjadi sebenarnya bukan karena peserta tidak mengkui kekalahannya, tetapi lebih ke personal, Dimana salah satu peserta tersebut tidak terima kalau di olok – olok atau disoraki oleh peserta lainnya. Karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan, maka pihak Polri dan TNI sepakat untuk menghentikan karapan untuk sementara.
”Panitia sangat mengapresiasi gerak cepat yang dilakukan Polri dan TNi untuk mengamankan acara, karena takut terjadi sesuatu diluar dugaan, seperti penggunaan senjata tajam dan lainnya,” Jelas Imam.
Atas terjadinya peristiwa kericuhan dan tidak dilanjutkannya karapan sapi brujul, maka panitia memutuskan untuk duduk bersama menyelesaikan hasil pertandingan yang sebelumnya belum diputuskan.
Setelah peristiwa tadi, kami panitia akhirnya memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan para peserta yang tadi masih belum menyelesaikan karapan, di base camp kami, Minggu (4/5) malam.
Diketahui, karapan Sapi Brujul ini diikuti 23 peserta. Dan pada saat kericuhan terjadi, masih 4 peserta yang menyelsaikan karapan. jadi masih ada 19 peserta yang masih belum menyelesaikan karapan. Dari hasil pertemuan panitia dengan 19 peserta yang masih belum bertanding, maka diputuskan tidak ada yang menjadi juara. [fir.fen]