31 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kenalkan Ubi Dalam Karung, Bagian Dari Gerakan Pangan yang Dilakukan UB


Kota Malang, Bhirawa
Dies Natalis ke 62 Universitas Brawijaya (UB) diperingati dengan kegiatan bertajuk Gerakan Konsumsi Pangan Lokal, Sabtu (26/10/) kemarin, di koridor rektorat UB. Acara ditandai dengan pembagian ribuan bibit tanaman kepada kepada 113 kelompok urban farming di Kota Malang, yang terdiri atas 4 ribu bibit cabai dan 620 bibit ubi.

Direktur Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan Indonesia, Rinna Syawal SP MP mengapresiasi kegiatan ini. Pembagian bibit ini sebagai upaya UB untuk menggalakkan Gerakan Konsumsi Pangan Lokal. Menurutnya, inisiatif ini penting untuk memperkenalkan metode penanaman yang bisa diaplikasikan di lahan perkotaan dan mendorong masyarakat untuk lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Bibit ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat ketahanan pangan lokal.

Rektor UB, Prof Widodo PhD meyampaikan, dies natalis kali ini UB ingin lebih memberikan kontribusinya secara langsung untuk masyarakat, khususnya yang ada di Kota Malang. Dengan bantuan bibit ini, hal ini nantinya bisa membawa nilai ekonomis sendiri dan juga memberikan social impact kepada masyarakat.

Prof Widodo menjelaskan, ketahanan pangan menjadi hal yang sangat penting untuk bisa dicapai, yang sebenarnya bisa dimulai dengan hal-hal kecil di masyarakat. Meski terlihat sepele, lanjutnya, namun apabila 113 kelompok urban farming di Kota Malang ini semua menanam cabai dan ubi di lingkungannya, pasti akan mempunyai dampak yang besar.

Berita Terkait :  Baru Dilantik, F. Bagus Panuntun Bakal Ajukan Pengunduran Diri dari DPRD Kota Madiun

“Kesannya kita hanya melakukan hal kecil, menanam cabai di lingkungan, tetapi pengaruh bagu nasional tinggi, karena mempengaruhi inflasi. Usaha yang kita lakukan kalau didasarkan niat ikhlas membantu sesama dan bangsa, pasti punya impact yang besar,” tandas Widodo.

Sebagai penunjang, UB juga melibatkan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) untuk memberikan solusi pertanian perkotaan yang efisien. Salah satunya inovasi Ubi dalam Karung. Dekan FTP, Prof Yusuf Hendrawan STP MApp Life Sc PhD menuturkan, metode ‘Ubi dalam Karung’ memungkinkan masyarakat perkotaan menanam di lahan terbatas. Program ini sangat relevan untuk kota Malang, dengan lahan pertanian yang terbatas.

Sementara Ketua Pelaksana Dies Natalis ke 62 UB, Abdul Ghofar menjelaskan, bahwa bibit ini diperoleh dari industri pembibitan yang bekerja sama dengan Fakultas Teknologi Pertanian UB dan Bank Indonesia.

“Bibit cabai dan ubi Varietas Brawijaya yang kami bagikan ini sebagai langkah antisipasi terhadap inflasi pangan. Menanam cabai dan ubi bisa menjadi alternatif bagi masyarakat saat harga beras atau bahan pangan lain mengalami kenaikan,” tegasnya.

Kaprodi Pascasarjana Ilmu Ekonomi, Dr Rer Pol Wildan Syafitri SE ME menegaskan, cabai merupakan salah satu komoditi penting namun rawan mengalami inflasi yang disebabkan karena faktor permintaan dan penawaran. Inflasi cabai itu maksudnya adalah naik harga turunnya cabai. Jadi cabai itu kalau pas panen itu harganya sangat rendah. Tapi kalau pas langka itu harganya sangat tinggi. Namun jika harganya rendah petani yang mengalami kerugian.

Berita Terkait :  Tarif Masuk Wisata Gunung Bromo Naik, Banyak Wisatawan Batalkan Kunjungan

Wildan mengajukan alternatif pengolahan cabai menjadi seperti menjadi bubuk cabai atau sambal pecel yang lebih tahan lama dan bisa digunakan setiap saat, sebagai mengantisipasi terjadinya inflasi harga. [mut.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img