Kab Probolinggo, Bhirawa
Menjadi bagian dari Program Desa Berdaya Pemprov Jatim, Pemerintah Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo meluncurkan ikon desa tematik bertajuk Jatiurip Farm, Selasa (16/12).
Ikon desa tersebut merujuk program pengembangan peternakan ayam petelur yang diarahkan untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka sumber ekonomi baru bagi desa.
Kepala Desa Jatiurip, Moh. Hendrik, menjelaskan bahwa pengembangan peternakan ayam petelur dipilih karena dinilai relevan dengan kebutuhan pangan masyarakat sekaligus memiliki potensi ekonomi jangka panjang.
Melalui BKK Desa Berdaya Tahun 2025, pemerintah desa membangun kandang ayam petelur dengan kapasitas 350 ekor ayam usia 13 minggu.
“Peternakan ini disiapkan untuk mendukung ketahanan pangan desa sekaligus menjadi sumber pendapatan desa. Ayam diperkirakan mulai berproduksi pada usia 16 minggu,” ujar Hendrik.
Ia menyebutkan, pengembangan Jatiurip Farm tidak berdiri sendiri. Kandang ayam dari Program Desa Berdaya dibangun berdekatan dengan kandang ayam dari Program Ketahanan Pangan Desa yang telah lebih dulu berjalan, dengan populasi sekitar 560 ekor ayam petelur yang sudah memasuki masa produksi. Seluruh area peternakan tersebut berada di belakang Kantor Desa Jatiurip.
“Pengelolaannya akan melibatkan BUM Desa Anugerah Sejati Urip agar manfaat ekonomi dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat,” imbuhnya.
Peluncuran Jatiurip Farm merupakan bagian dari pelaksanaan Program Desa Berdaya Provinsi Jawa Timur Tahun 2025. Desa Jatiurip tercatat sebagai salah satu dari enam desa di Kabupaten Probolinggo yang menerima Bantuan Keuangan Khusus (BKK) melalui program tersebut.
Program Desa Berdaya diperuntukkan bagi desa dengan status Desa Mandiri berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) Kementerian Desa. Status tersebut menjadi prasyarat bagi desa untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal secara berkelanjutan melalui pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).
Sementara itu, Camat Krejengan, Bambang Heriwahjudi, menilai langkah Desa Jatiurip sebagai bentuk pemanfaatan aset desa yang produktif. Menurutnya, pengembangan klaster ketahanan pangan yang terpusat di sekitar Kantor Desa menunjukkan perencanaan desa yang terarah.
“Desa Jatiurip telah membangun klaster ketahanan pangan yang cukup lengkap. Pemanfaatan tanah kas desa untuk sektor pangan merupakan komitmen nyata dalam mendukung kemandirian desa,” ujarnya.
Ia menjelaskan, klaster tersebut tidak hanya mencakup peternakan ayam petelur, tetapi juga budidaya ikan lele serta pengembangan sektor pertanian dan perkebunan, seperti kelengkeng, alpukat, aneka sayuran, padi, dan jagung.
“Dengan keberagaman komoditas dalam satu kawasan, desa tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga mendukung kecukupan gizi masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, JF PSM Ahli Muda Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Probolinggo, Sjahrul Huda, mengingatkan pentingnya penyelesaian administrasi pasca pelaksanaan program. Ia meminta pemerintah desa segera menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan pertanggungjawaban keuangan.
“Laporan tersebut wajib disampaikan kepada Gubernur Jawa Timur melalui Dinas PMD Provinsi sebagai bentuk akuntabilitas program,” tegasnya.
Peresmian Jatiurip Farm dihadiri unsur Forkopimka Krejengan, perwakilan DPMD Kabupaten Probolinggo, serta pemangku kepentingan desa. Pemerintah desa berharap pengembangan ikon desa tematik ini dapat menjadi penggerak ekonomi lokal sekaligus memperkuat posisi Desa Jatiurip sebagai desa mandiri yang produktif. [fir.gat]


