Surabaya, Bhirawa
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) sukses mendampingi Kelompok Tani Republik Tani Mandiri (RTM) di Desa Kucur, Kabupaten Malang.
Pendampingan tersebut bertujuan mengembangkan produk kopi bubuk kemasan bernilai jual tinggi, yang diberi merek Kopi Koetjoer, tergolong specialty coffee, jenis yang kini kian dicari penikmat kopi, Sabtu, (15/11).
Ketua tim Pengabdian Masyarakat Dr. Wahyudi Wibowo, S.T., M.M., mengatakan program ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pelatihan pascapanen pada 2024, diamana telah berhasil meningkatkan kualitas biji kopi arabika dan robusta hingga mencapai grade premium dan memenuhi kriteria specialty coffee.
“Fokus program diarahkan pada peningkatan kapasitas produksi di tahap hilir khususnya dalam hal standarisasi, pengemasan, dan kualitas produk kopi bubuk, sekaligus menjawab tantangan penciptaan nilai tambah serta standarisasi produk yang selama ini dialami petani kecil,” ujarnya.
Lanjut Wahyudi menjelaskan potensi biji kopi arabika maupun robusta dari Desa Kucur sangat bagus, namun selama sering dijual sebagai biji hijau dengan harga yang tidak optimal, melalui program ini, bisa membantu petani bertransformasi dari produsen bahan baku, jadi produsen produk akhir yang siap bersaing di pasar.
“Pendampingan sejak September hingga November 2025, Mencakup pelatihan Good Manufacturing Practices (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), teknik penyangraian (roasting), penggilingan, strategi pengemasan, hingga manajemen mutu dan keamanan pangan,” tutur Wahyudi.
Tim UKWMS juga menyerahkan bantuan mesin sangrai (roasting machine) bersumber dari Hibah PKM Kemendiktisaintek 2025, Bantuan tersebut sebagai dukungan konkret meningkatkan kapasitas produksi kelompok tani.
“Program tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi produk, tapi membuka peluang kerja baru dan memperkuat brand kopi single origin Desa Kucur, Inisiatif UKWMS jadi bukti kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa melalui pemberdayaan berbasis potensi lokal,” imbuhnya. [ren.wwn]


