26 C
Sidoarjo
Sunday, December 14, 2025
spot_img

Keluarkan Surat Penundaan Kongres se-Indonesia, PSSI Diingatkan soal Fair Play

DPRD Surabaya, Bhirawa
Perbaikan di tubuh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sepertinya bakal jauh panggang dari api. Setelah Timnas U-23 gagal total dalam ajang Sea Games 2026 di Thailand, banyak publik berharap hal itu bisa menjadi sarana instrospeksi diri dalam kepengurusan PSSI ke depan.

Alih-alih sadar dengan kondisi tersebut, PSSI justru mengeluarlkan surat yang isinya ‘gerakan’ pebundaan Kongres PSSI untuk memilh ketua dan pengurus asosiasi di tingkat provinsi.

Beberapa provinsi bahkan sudah menyelesaikan proses seleksi dan menutup pendaftaran bakal calon ketua, tinggal pelaksanaan kongres.

Namun semuanya sia-sia lantaran PSSi menerbitkan surat dan mencabut rekomendasi PSSI di tinggal provinsi untuk menggelar kongres.

Termasuk Kongres PSSI Jatim yang diagendakan digelar Januari 2026 sementara psoses pendaftaran sudah kelar pada 8 Desember 2025. Hal ini sontak memantik reaksi keras sejumlah kalangan.

Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni mengaku kecewa dengan kebijakan yang dikeluarkan dengan alasan jauh dari relevansi dunia olahraga.

Melalui unggahan di media sosial (medsos) facebook, Cak Toni menyebut, Fair Play adalah jargon universal dalam dunia olah raga khususnya sepak bola.

“Mestinya ini menjadi spirit bagi semua yang terlibat, suporter sudah berbenah sedemikian rupa, club sudah bertransformasi ke era sepak bola industri,” ujarnya dikutip Minggu (14/12/2025).

Menurutnya, keinginan berbenah hanya menjadi angan-angan sepanjang masih bercokol ‘gerombolan’ yang selalu bermain di level kebijakan demi mempertahankan posisi.

“Hanya satu yang tidak berbenah, siapa itu?mungkin saja orang orang yang selama ini hidup dari organisasi, bukan orang yang menghidupi organisasi,” tegas Wakil Ketua DPRD Surabaya ini.

Berita Terkait :  Hari Santri Nasional 2025, Bupati Sumenep Ach Fauzi: Santri Penjaga Peradaban Dunia

Makanya, lanjut dia, disaat ada figur mau menghidupi organisasi, maka cara paling gampang adalah menunda, dengan alasan yang anak Sekolah Sepak Bola ( SSB) usia 9 tahun pun tahu kalau itu halusinasi.

“Awas kena angin topan lho ya, kemarin hanya angin sepoi sepoi, kalau badai sudah dikirimkan, carilah kembali alasan pembenar yang mungkin saja anak TK pun tahu kalau itu ilusi,” kata dia.

Dia juga menyindir soal penundaan yang disebut PSSI dalam suratnya tanpa batas waktu. Menurutnya, jeda waktu yang tidak jelas ini akan dimanfaatkan mereka-mereka yang tidak ingin proses ini berjalan lancar.

“Ingat, satu jam saja sikap bisa berubah hanya demi kepentingan, apalagi tanpa batas waktu. Ini janggal,” ujarnya.

Seperti diketahui, pada 10 Desember 2025 PSSI mengeluarkan surat Penundaan Kongres Biasa Pemilihan Asosiasi Anggota PSSI yang ditujukan kepada Ketua Asosiasi Anggota PSSI di-Seluruh Indonesia.

Surat ini terbit dua hari setelah PSSI Jatim menutup pendafraran bakal calon ketua dan hanya ada satu orang yang mendaftar yakni Raja Siahaan.

Surat bernomor 6794 /PGD/894/XII-2025 yang ditandatangi Sekjen PSSi Yunus Nusi itu memutuskan mencabut rekomendasi dan menunda seluruh Tahapan dan Pelaksanaan Kongres Biasa Pemilihan PSSI Provinsi dan Asosiasi Anggota PSSI lainnya sampai dengan batas waktu yang akan ditetapkan kemudian.

Selain itu, PSSI akan menerbitkan ketetapan terkait dengan jalannya organisasi PSSI Provinsi dan Asosiasi Anggota PSSI lainnya yang telah habis masa baktinya sampai dengan terpilihnya kepengurusan baru.

Berita Terkait :  Kasus Pemerkosaan Mahasiswi di Balung Jember Jadi Sorotan, Polisi Dinilai Absen Lindungi Korban

Poin ketiga adalah PSSI akan melakukan penyesuaian dan penyeragaman periode masa bakti PSSI Provinsi dan Asosiasi Anggota PSSI lainnya sebagai tindak lanjut Statuta PSSI Tahun 2025.

Dalam Suratnya, PSSI juga menyebut sejumlah alasan penundaan Kongres dengan mendasari pada surat PSSI nomor 5187/PGD/654/X-2025 tertanggal 22 September 2025 perihal Pelaksanaan Kongres Asosiasi Anggota PSSI. Dimana alasan penundaan diantaranta karena kondisi bencana alam yang terjadi khususnya di wilayah Aceh dan Sumatera.

Selain itu, pemerintah sedang merencanakan revisi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), termasuk penetapan kembali cabang olahraga prioritas menjadi 21 (dua puluh satu) cabang olahraga prestasi, di mana sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang ditetapkan sebagai prioritas nasional.

Alasan lainya, PSSi sedang melakukan penguatan kerja sama lintas Kementerian/Lembaga untuk mengoptimalkan pembinaan dan penyelenggaraan kompetisi daerah melalui dukungan APBD sesuai revisi Permendagri Nomor 22 Tahun 2011, serta lahirnya Permendagri Nomor 27 Tahun 2024 yang membuka peluang kerja sama pemanfaatan aset daerah dengan pihak ketiga sehingga pengelolaan stadion dan sarana olahraga daerah dapat melibatkan sektor swasta.

Terakhir, PSSI beralasan masih melaksanakan sosialisasi Statuta PSSI Edisi Tahun 2025 dan Peraturan Organisasi PSSI Tahun 2025. Alasan-alasan tersebut dinilai mengada-ada lantaran siapapun yang terpilih dalam tiap kongres PSSI di tingkat provinsi bisa langsung menyesuaikan.

“Mbanyol gak mari-mari (melucu tidak selesai-selesai), ” ujar Cak Toni dengan bahasa Suroboyoan menanggapi beragam alasan PSSI menunda Kongres.

Berita Terkait :  Satlantas Polres Situbondo dan Lintas OPD Survei Jalan Rusak Dijalur Pantura

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur, Ahmad Riyadh, menegaskan bahwa keputusan PSSI Pusat menunda pelaksanaan Kongres di sejumlah Daerah merupakan bagian dari Dinamika Organisasi yang harus dihormati. Penundaan itu disebutkan menyasar sekitar 16 hingga 17 Provinsi yang masa kepengurusannya telah habis atau sedang menjalankan tahapan Kongres.

Riyadh menjelaskan, penundaan dilakukan karena PSSI ingin menyeragamkan jadwal Kongres di seluruh Indonesia, sekaligus menyesuaikan dengan Provinsi yang juga masuk masa pergantian, seperti Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.

“PSSI berpendapat pentingnya menunda Kongres untuk menyeragamkan seluruh Indonesia. Karena ada daerah yang masa jabatannya berakhir 2025 dan ada yang 2026,” ujarnya.

Riyadh, yang juga anggota Exco PSSI, mengaku mengikuti pembahasan internal bersama Ketua Umum PSSI. Mayoritas Exco disebut sepakat penundaan perlu dilakukan.

Menyoal situasi di Jawa Timur, Riyadh menyebut Asprov Jatim mengikuti sepenuhnya surat instruksi dari PSSI yang menunda seluruh tahapan kongres.

Jika masa jabatan Asprov habis, maka PSSI Pusat akan menunjuk Pelaksana Tugas (PLT).

“Nanti PSSI yang menunjuk PLT. Bisa saja dari ketua Asprov lama, bisa juga dari PSSI langsung. Kita ikuti saja karena sudah ada SK-nya,” ujarnya. pada Kamis (11/12/ 2025). (dre.hel)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru