Surabaya, Bhirawa
Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (KBS) menggandeng Universitas Ciputra dalam rebranding dan revitalisasi objek wisata. Kerjasama ini diharapkan mampu mencapai rebranding KBS menjadi Modern Zoo. Kerja sama ini resmi terjalin melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh Rektor UC, Prof. Dr. Wirawan Endro Dwi Radianto, bersama jajaran manajemen KBS.
Kolaborasi tersebut tak hanya sekadar kemitraan akademik, tetapi juga menyentuh berbagai bidang strategis, mulai dari industri kreatif, pariwisata, bisnis, informatika, hingga entrepreneuship.
Dosen Prodi Arsitektur UC sekaligus Koordinator program, Laurensia Maureen Nuradhi, menjelaskan kerja sama ini melibatkan lintas disiplin ilmu dari lima fakultas. Total ada delapan proyek yang akan dijalankan, mulai dari penataan kawasan, desain seragam, branding, hingga pelatihan bisnis dan digital marketing.
“Sekarang yang dikebut pertama kali itu adalah Gerbang Komodo. Gate komodo sudah ada rangkanya tapi belum dibungkus. Kita sedang siapkan konsep desainnya bersama dosen, mahasiswa, dan tim internal KBS. Setelah itu berlanjut ke revitalisasi tampak depan sampai Joyoboyo, interior, hingga lighting di area akuarium indoor,” jelas Maureen usai Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di area feeding Jerapah KBS, Senin (8/9).
Selain itu, pembenahan interior, tata cahaya (lighting). Mahasiswa Fashion merancang desain seragam karyawan dengan diferensiasi tiap zona satwa. Tidak berhenti di situ, mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) UC juga akan berkontribusi dalam strategi branding, merchandise, dan promosi KBS. Sementara dari bidang pariwisata, kerja sama diarahkan pada pelatihan terkait MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) dan pengelolaan event.
Fakultas Pariwisata akan memberi pelatihan terkait tren event dan hospitality, sedangkan Fakultas Entrepreneurship dan Informatika akan memperkuat pengembangan model bisnis, riset pasar, serta optimasi digital marketing.
“Ini seperti dikroyok oleh banyak disiplin ilmu. Mahasiswa yang terlibat bisa mencapai 150 hingga 300 orang dari berbagai kelas, selain dosen dan koordinator proyek. MoU ini berlaku dua tahun dan kami kerjakan secara bertahap,” imbuhnya.
Direktur Operasional dan Umum KBS, Nurika Widyasanti, menyambut baik kerja sama ini sebagai kolaborasi perdana KBS dengan perguruan tinggi. Menurutnya, kehadiran UC dapat mempercepat transformasi KBS menuju kebun binatang modern.
Melalui sinergi ini, KBS ditargetkan tidak hanya mempertahankan posisinya sebagai salah satu kebun binatang tertua di Indonesia, tetapi juga menjelma menjadi destinasi wisata modern yang membanggakan Arek Suroboyo.
“Yang pasti kami happy sekali menyambut baik kerja sama ini. Harapannya, antara universitas, lembaga konservasi, dan pemerintah dapat saling mendukung agar KBS makin cepat berkembang. Tidak hanya sebagai lembaga konservasi, tapi juga ramah keluarga dan mampu bersaing dengan kebun binatang lain di kawasan sekitar,” ujar Nurika.
Terkait pendanaan, Nurika menyebut masih dalam tahap koordinasi. Implementasi akan dilakukan secara bertahap sesuai prioritas pengembangan. “Kalau bisa diimplementasikan langsung, pasti akan kami lakukan. Namun jika membutuhkan waktu, akan dikerjakan step by step dengan progres yang terukur,” tambahnya. [ina.wwn]


