Sidoarjo, Bhirawa.
Gerakkan Minum Susu Segar (GEMESS ), pada tahun 2024 ini telah menjadi kebiasaan rutin tiap Minggu dari para karyawan di RSUD Notopuro Sidoarjo.
Plt Dirut RSUD Notopuro Sidoarjo, dr Atok Irawan SpP, mengatakan selain pasien RSUD Sidoarjo yang harus sehat, para petugas di RSUD Sidoarjo juga harus sehat
“Kalau petugas sampai sakit, maka tentu saja tidak akan bisa melayani para pasien disana,” komentar dr Atok, belum lama ini.
Dalam Seminggu, gerakan minum susu sapi segar kepada para petugas RSUD Sidoarjo ini, diberikan pada Hari Selasa dan Hari Jum at.
Petugas yang dapat asupan gizi berupa susu sapi segar ini, adalah petugas yang dianggap berada pada tempat kerja yang beresiko tinggi tertular penyakit. Misalnya saja, laboratorium klinik, kamar jenazah, ruang isolasi, radiologi, farmasi, kamar bedah, dapur gizi, generator zet, IPAL, gardu induk daya listrik, incenerator dan bengkel pemeliharaan alat alat kesehatan.
” Sebetulnya semua bagian juga berisiko, tapi bagian itu yang dianggap yang lebih beriko,” komentar Plt Dirut RSUD Notopuro Sidoarjo, dr Atok Irawan SpP, saat ini juga menjabat sebagai Asisten Administrasi Pemkab Sidoarjo.
Berapa gelas yang harus mereka ambil, menurut dr Atok, tidak ada ketentuan. Karena minum susu sampai 2 gelas saja, sudah bisa membuat perut terasa kenyang.
RSUD Sidoarjo telah mendesain tempat khusus, bagi karyawannya ketika akan mengambil dan minum susu sapi segar ini.
Agar terkesan menarik,
sebuah bangunan rumah pompa, yang berada di tengah -tengah kawasan RSUD, bagian depannya didesain menjadi bangunan rumah tradisional Osing, rumah tradisional warga dari Banyuwangi.
Ditempat itu, para petugas RSUD Notopuro Sidoarjo, pria dan wanita, di tempat yang disediakan tersebut, mengambil susu sapi segar dalam sebuah gelas plastik ukuran kecil.
“Melayani orang sakit itu berat. Maka petugas jangan sampai sakit. Kalau banyak petugasnya yang sakit, bisa repot,” ujarnya.
Ketika masa pandemi Covid-19, gerakkan minum susu ini juga dilakukan. Namun, yang diberikan berupa susu UHT. Sebab, dalam kondisi pandemi Covid-19, tidak boleh ada kerumunan. Sehingga, setelah mengambil susu UHT, para petugas langsung kembali ke tempatnya bertugas.
“Pada tahun 2024 ini, kita ganti menjadi susu segar, yang kita beli dari para peternak sapi di Kabupaten Sidoarjo,” kata dr Atok.
Dokter spesialis paru itu berharap, gerakkan minum susu segar ini juga dapat mempromosikan kepada masyarakat Sidoarjo, agar mereka juga senang minum susu segar, karena akan dapat menjaga kesehatan badan.
“Rutin minum susu segar, bisa menjaga kesehatan, lebih baik kita mencegah daripada mengobati sakit,” katanya. (kus.hel)