Surabaya, Bhirawa
Suasana Jl Kendung, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya pada Minggu (17/8) siang berubah menjadi lautan warna dan keceriaan. Ribuan warga tumpah ruah ke jalan, menyaksikan karnaval peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 80 Republik Indonesia yang digelar dengan meriah.
Arak-arakan peserta karnaval dari beberapa RT setempat terlihat memenuhi jalan utama Kendung. Mulai dari anak-anak, para remaja karang taruna, hingga ibu-ibu dan bapak-pakak mengenakan kostum pakaian adat. Hingga berkreasi dengan kearifan lokal yang terpadu bersama kekompakan dan kreativitas.
Salah satu penampilan yang paling menarik perhatian adalah rombongan warga RT 05/RW 03 yang menampilkan karnaval bertemakan kebudayaan Madura. Mereka berjalan sambil membawa spanduk dan kereta berbentuk karapan sapi yang ditunggangi oleh satu orang joki anak-anak.
Tak ayal penampilan karnaval ini menyita perhatian warga maupun pengguna jalan yang melintasi Jalan Kendunh. Banyak warga yang rela berpanas-panasan hanya untuk menyaksikan karnaval ini. Teriakan dan tepuk tangan pun mengiringi penampilan peserta.
Bagi sebagian warga, karnaval ini bukan sekadar tontonan, tapi juga kesempatan untuk bernostalgia. Karena karnaval Kemerdekaan ini sudah sejak lama ada, dan merupakan hal yang wajib bagi warga Kendung.
”Ini bukan hanya lomba hias atau karnaval saja, tapi simbol kebersamaan warga Kendung. Kami ingin menunjukkan bahwa semangat gotong royong masih hidup di tengah masyarakat,” tutur Yudiono, warga RT 05, sembari mengabadikan penampilan istrinya yang menjadi peserta karnaval.
Selain karnaval, pria 40 tahun itu mengaku, kegiatan ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi. Bahkan kegiatan ini menunjukkan bahwa warga dari berbagai lapisan usia berkumpul, saling menyapa, dan bercengkerama.
Banyak pula pedagang kaki lima yang memanfaatkan momentum ini dengan menjajakan makanan. Bahkan menjajakan makanan khas, yakni Semanggi Suroboyon. Yang mana di Kendung ini akrab dijuluki dengan julukan Kampung Semanggi.
”Dengan adanya karnaval ini, sekaligus kembali mengenalkan kepada masyarakat bahwa di Kendung ini dijuluki juga dengan julukan Kampung Semanggi Suroboyo,” ungkap Yudiono.
Karnaval pun ditutup dengan pertunjukan Reog Ponorogo. Meski berakhir menjelang senja, namun semangat yang terpancar dari wajah warga Kendung masih terasa hangat.
Bagi mereka, Kemerdekaan bukan hanya diperingati, tetapi juga dirayakan dengan rasa syukur, kebersamaan, dan harapan akan masa depan Indonesia yang lebih maju. Karena perjuangan para pahlawan patut untuk dihargai dan diteruskan kembali oleh para generasi muda. [bed.fen]


