29 C
Sidoarjo
Sunday, September 15, 2024
spot_img

Karang Taruna Kalisari Peringati HUT Kemerdekaan RI ke-79


Gelar Drama Kolosal Berjudul ‘Kalisari Tidak Butuh Bendera Biru’
Surabaya, Bhirawa
Warga Kota Surabaya masih euforia dengan Suasana Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 79, seperti Karang Taruna Kalisari Timur RT 03, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya, mempersembahkan drama kolosal ‘Kalisari Membara, Kalisari Tidak Butuh Bendera Biru’ diperankan puluhan siswa SMP dan SMA, Komunitas Bonek, serta warga setempat.

Selain drama kolosal, sebelumnya juga ada hiburan berupa Tari Pelangi Jingga Ibu Pertiwi Tanah Air yang dimainkan siswa SD kelas I hingga kelas VI, Seni Bela Diri Pencak Silat dan menghadirkan Veteran Letkol (Purn) Suwarto Sunaryo yang menceritakan masa perjuangan. Meski baru kali pertama digelar di tengah perkampungan, drama kolosal ini mampu memukau para penonton yang hadir.

Menurut Ketua Karang Taruna Kalisari Timur RT 03, Aditiya Pramana, tujuan digelarnya drama kolosal ini sebagai pergerakan Karang Taruna bersama warga untuk menumbuhkan semangat juang pemuda dan pemudi, khususnya di wilayah Kalisari Timur Tanggul, serta mempererat persaudaraan antar warga khususnya RW 05 Kalisari Timur Tanggul

Aditiya Pramana menjelaskan, pihaknya bangga bisa membawakan drama kolosal dan tidak ragu untuk menampilkan kepada warga sekitar bisa menyuguhkan tontonan yang bisa mengenang para pejuang kemerdekaan yang ada di Surabaya.

“Harapan kami agar warga terutama anak – anak mengetahui, atau setidaknya mempunyai gambaran bagaimana jaman dahulu para pejuang mempertaruhkan nyawanya untuk mendapatkan kemerdekaan dan memperjuangkan kemerdekaan, yang kini bisa kita nikmati saat ini tanpa adanya penjajahan lag,” kata Aditiya.

Berita Terkait :  Siap Berbagi Ilmu pada Generasi Muda Tanah Air

Agar bisa mendengarkan testimoni veteran pejuang pada masa perjuangan untuk bercerita secara langsung, bagaimana perjuangan mereka dan andil mereka dalam mempertahankan kemerdekaan, Karang Taruna Kalisari Timur 03 juga tidak ragu untuk mengundang seorang veteran yakni Letkol (Purn) Suwarto Sunaryo .

Suguhan drama kolosal menjelaskan tentang perjuangan warga pribumi setelah diumumkannya Kemerdekaan Indonesia. Seperti diketahui Bapak Proklamator yaitu Ir Soekarno dan Mohammad Hatta mengumandangkan Kemerdekaan Indonesia dengan lantang dan didengar warga Indonesia. Tetapi belanda masih bersikukuh Indonesia masih tunduk dalam genggaman Pemerintahan Belanda kala itu, sehingga banyak terjadinya pemberontakan oleh warga pribumi yang tidak ingin dijajah lagi dikarenakan Indonesia telah merdeka tanpa syarat.

Sementara itu, Sutradara Drama Kolosal, Eko Wahyudi mengatakan, ide dan konsep drama kolosal ini dilakukan bersama warga. Selain lebih semangat dari sekadar lomba kemerdekaan, dengan pertunjukan drama kolosal ini, warga juga ikut merasakan kegembiraan dan semangat perjuangan.

“Dengan drama kolosal ini bisa lebih semangat lagi dan bisa menjadi contoh di generasi berikutnya. kreativitas Karang Taruna sudah dimiliki, hanya tinggal ‘digoreng’ lagi, jadi warga juga ikut tergerak dan teriak dan dapat sambutan luar biasa,” ujar Eko ditemui Suara Merdeka Surabaya usai pementasan drama kolosal di Kalisari Timur, Mulyorejo, Surabaya, pada Sabtu (31/8) malam.

Salah satu pemeran Drama Kolosal, Ahmat Jzainul Arifin menjelaskan, melalui drama kolosal kemerdekaan ini, ia bersama warga karang taruna lainnya ingin bisa mengangkat nama Kalisari Timur di wilayah Kota Surabaya.

Berita Terkait :  Umsida Kirim 90 Mahasiswa KKN, Bantu Kurangi Kasus Stunting di Jawa Timur

“Ini baru pertama kali digelar warga dan Karang Taruna Kalisari Timur. Dengan acara ini bisa mengangkat nama kampung kami. Saya berperan sebagai pribumi. Pesannya, hargai sebelum dijajah Belanda lagi,” terang Jzainul.

Salah satu Veteran Pejuang yang hadir, Kol (Purn) Suwarto Priyoatmodjo mengaku bangga bisa berbagi dan bercerita pengalaman kepada warga saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Saya berpesan, agar warga harus mengerti persis apa yang diperjuangkan para veteran yang ada, sebab tanpa adanya veteran yang dahulu bersemboyan ‘Merdeka atau Mati’, maka kita tidak akan seperti sekarang ini. Jangan lupa terhadap perjuangan sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia,” tandas Kepala Biro Organisasi DPD Veteran Jatim ini. [fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img