Surabaya, Bhirawa
Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja (kunker) di Dermaga Madura Koarmada II, Ujung, Surabaya, Kamis (30/10). Kunjungan Menhan ini sekaligus meninjau pelaksanaan uji penembakan kapal selam tanpa awak atau KSOT.
Didampingi di antaranya, Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto; KSAL Laksamana TNI, Muhammad Ali; Pangkoarmada RI, Laksdya TNI Denih Hendrata dan Pangkoarmada II, Laksda TNI I G.P. Alit Jaya.
Menhan secara langsung menyaksikan uji tembak dari atas geladak heli KRI dr. Soeharso-990 yang sandar di Dermaga Madura Markas Koarmada II, Ujung, Surabaya.
Dengan seksama, Menhan mengikuti proses uji coba penembakan dari mulai torpedo dimasukkan kedalam kapal selam. Hingga kapal selam tanpa awak tersebut berhasil meluncur dan melaksanakan uji coba penembakan di sekitar perairan Selat Madura wilayah Koarmada II.
“Kita adalah negara ke-4 di dunia yang memproduksi kapal selam autonomous setelah Amerika, Rusia dan China. Ini adalah kebanggaan kita bahwa anak bangsa bisa memproduksi alutsista yang setara dengan negara-negara global di bidang teknologi militer,” tegas Menhan RI.
Dijelaskannya, TNI AL dan PT PAL terus mengadakan evaluasi penyempurnaan agar supaya KSOT bisa lebih sempurna penampilannya. Sehingga akan lebih bermanfaat penggunaannya.
Di tahun 2026, lanjut Sjafrie, Kementerian Pertahanan RI melalui PT PAL dengan supervisi dari TNI AL akan memproduksi sebanyak 30 KSOT, berikut torpedo nya yang akan dibuat sendiri oleh anak bangsa. Jumlah tersebut akan mengisi choke points wilayah nasional perairan Indonesia, guna pengamanan yang dilakukan oleh KSOT yang dinilai punya manfaat efisiensi dari sisi personel, material dan juga waktu.
“KSOT yang berbasis teknologi akal imitasi (artificial intelligence/AI) ini, dirancang sebagai sistem pertahanan bawah laut alternatif. Sehingga menjadi perisai trisula Nusantara yang dilengkapi kemampuan surveillance serta mendeteksi kapal lawan atau lawan,” jelasnya.
Ditambahkanya, kapal selam nirawak ini dioperasikan secara langsung melalui Autonomous Submarine Command Center (ASCC). “ASCC ini dengan menggunakan direct radio frequency atau satelit yang dapat diintegrasikan dengan CIC di kapal markas, markas besar, maupun pangkalan AL,” pungkasnya. [bed.gat]


