Gresik, Bhirawa.
Meningkatkan kesadaran pelaku usaha dan industri terhadap pentingnya menjaga lingkungan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur bersama PT Graha Mutu Persada menggelar “Sustainability Insight Forum 2024” atau “SIF Jatim 2024” dengan tema “Strategi Industri Bebas Sanksi Permen LHK nomor 14/2024” di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Selasa (19/11).
Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, M. Rizal mengungkapkan dengan meningkatnya kesadaran global terhadap isu lingkungan, kebutuhan akan industri yang ramah lingkungan semakin mendesak.
Laboratorium lingkungan juga memiliki peran kunci dalam mendukung keberlanjutan industri melalui pengujian, pemantauan, dan penilaian dampak lingkungan yang akurat.
“Sustainability Insight Forum Jawa Timur ini hadir sebagai wadah bagi industri, pemerintah, dan laboratorium lingkungan untuk berbagi wawasan serta praktik, terbaik dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Forum ini bertujuan untuk mendorong kerjasama dan sinergi antara para pemangku kepentingan dalam mewujudkan industri yang berwawasan lingkungan dan memenuhi regulasi PROPER,” jelas.
M. Rizal menambahkan Kedepannya, agenda Sustainability Insight Forum ini akan terus dilaksanakan secara berkala sebagai wadah untuk seluruh pelaku industri dalam berdiskusi terkait keberlanjutan di Indonesia.
Ia menegaskan, ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan tersebut. Selain untuk mempertemukan pelaku industri, pemerintah daerah, dan laboratorium lingkungan untuk memperkuat kerjasama menuju keberlanjutan, juga untuk memberikan insight tentang solusi berkelanjutan dalam pengelolaan limbah, emisi dan pengujian lingkungan.
“Kegiatan ini juga diharapkan mampu mendorong pemahaman dan penerapan inovasi pengelolaan lingkungan yang dapat meningkatkan peringkat PROPER industri serta menjadi platform untuk berbagi tantangan, peluang, dan tren terbaru dalam pengelolaan lingkungan di sektor industri,” tuturnya.
Menurut Ketua Komite tetap Industri dan Lingkungan Kadin Jawa Timur, Dewi Mustika sebagai salah satu narasumber menyampaikan pentingnya peran laboratorium uji lingkungan untuk para pelaku usaha di Kamar dagang dan industri Jawa Timur.
Dimana Kadin Jatim berkomitmen, dengan sinergitas dan kerja sama ini akan terus berkelanjutan dalam jangka panjang untuk meningkatkan kepedulian industri terhadap pengelolaan lingkungan melalui acara-acara edukatif serupa di masa mendatang.
Direktur PT Graha Mutu Persada, Lutfil Hakim mengatakan kepedulian industri menengah dan besar di Jawa Timur terhadap lingkungan sebenarnya sudah cukup baik, bahkan lebih tinggi di banding provinsi Jawa Tengah.
Namun tetap harus terus di tingkatkan agar seluruh industri sadar atas pentingnya menjaga lingkungan dengan mengelola limbah yang dihasilkan.
“Kalau industri besar dan menengah seperti rumah sakit, sudah sangat bagus karena pemerintah juga secara konsisten memberikan penilaian dan penghargaan, salah satunya adalah proper. Tetapi untuk industri menengah kecil memang masih perlu sentuhan lebih. Rata-rata kendala yang dihadapi mereka adalah dana yang dialokasi untuk pengolahan limbah tidak ada,” jelasnya.
Untuk itu, sosialisasi harus terus digencarkan karena peraturan terus berubah. “Dan Permen KLH nomor 14/2024 ini baru diundangkan Oktober kemarin. Sehingga harus disosialisasikan. Melalui kegiatan ini, saya berharap bisa menemukan cara bagaimana menjaga lingkungan khususnya di Jatim dan bisa melangsungkan kegiatan bisnis serta industri yang ada di Jatim. Keberlangsungan bisnis tidak akan lepas dari menjaga lingkungan, karena kalau lingkungan tidak bagus maka sustainablity industri juga akan terganggu,” kata Lutfil Hakim.
PT Graha Mutu Persada akan terus berupaya melakukan pendampingan dan menfasilitasi industri dalam melaksanakan permen 14/2024. “Bagaimana industri bisa memenuhi Permen. Karena kalau tidak dimengerti akan mengalami kesulitan. Kita berusaha untuk menfasilitasi,” ujarnya.
Walaupun industri di Jatim termasuk cukup patuh terhadap aturan, tetapi masih ada industri yang tidak taat dan mendapatkan sanksi. “Rata-rata mereka tidak memenuhi baku mutu atau tidak memiliki kepatuhan sehingga mendapatkan sanksi. Melalui forum ini, kami berharap industri paham dengan aturan dan memenuhi semua kewajiban. Kami akan membantunya mereka untuk meningkatkan,” kata Lutfil Hakim.
Saat ini, menurutnya, ada sekitar 3.200 industri yang bekerjasama. “Ada 250 rumah sakit di Jatim, termasuk dr Soetomo yang telah bekerjasama dengan kami. Kami juga telah membuka Cabang di Semarang, Kalimantan Tengah, Depok dan Kalimantan Timur,” tandasnya.
Adapun narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Bissyaiful menjelaskan sejauh ini Provinsi Jatim melakukan sosialisasi cukup massif. Penilaian juga terus dilakukan. “Ada proper emas, hijau dan lain sebagainya. Semua kita lakukan. Juga ada program Jatim Pusaka Lingkungan. Membantu mereka menyiapkan dalam mengelola lingkungan sehingga ketika ada penilaian lingkungan mereka sudah siap,” ujar Bissyaiful.
Dalam setiap tahun, ada sekitar 85 industri menengah atas ya g diawasi secara langsung dan ada sekitar 300 industri yang diawasi secara tidak langsung karena keterbatasan pendanaan. “Bahkan di tahun ini ada 105 industri yang diawasi secara langsung,” paparnya.
Sementara itu, ada 6 aspek yang diawasi, yaitu dokumen lingkungan, pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, B3, limbah B3 dan sampah. [riq.hel]