Surabaya, Bhirawa
Kabupaten Malang berhasil meraih juara umum Kejuaraan Tingkat Nasional Open Water Finswimming dan Orientasi Bawah Air (OBA) Piala Gubernur Jawa Timur dengan merebut 7 emas, 2 perak, 3 perunggu. Sedangkan di kategori TNI/Polri Kopaska II meraih medali terbanyak 2 emas dan 1 perak.
Sedangkan untuk peringkat kedua ditempati Kota Surabaya 5 emas, 6 perak, 4 perunggu, ketiga Kota Batu lima emas, keempat Ponorogo 2 emas, tiga perak, 2 perunggu dan Kabupaten Gianyar (Bali) 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu.
Tujuh emas Kabupaten Malang diraih oleh, Metrius Siringoringo dan Marthaliza Adinda Rahma di nomor 500 Meter Open Water Finswimming putra-putri KU E, kemudian dua emas dari Fatmawati (500 dan 1.000Meter Open Water Finswimming putri KU D), dua emas dari Sadiqi Asyrof Rafsanali (500 dan 1000 Meter Open Water Finswimming putra KU C), Muhammad Akfal Videliyo (500 Meter Open Water Finswimming putra KU E).
Untuk kategori TNI/Polri, peringkat kedua ditempati Kodiklatal dengan 2 emas, 1 perak, dan 1 perunggu, serta Kopaska dan Pasmar 2 Surabaya yang sama-sama mengoleksi 2 medali emas.
Ketua Umum Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Jawa Timur, Mirza Muttaqien, menyampaikan rasa syukur serta apresiasi kepada seluruh atlet, pelatih, orang tua atlet, dan semua pihak yang telah berkontribusi dengan tulus.
“Kejuaraan ini bukan sekadar soal medali. Laut mengajarkan kita keberanian, disiplin, dan ketenangan. Nilai-nilai inilah yang membentuk atlet sekaligus manusia yang utuh,” ujar Mirza, Minggu (14/12).
Ia juga mengatakan kehadiran dan prestasi para atlet dari satuan TNI Angkatan Laut memberi warna tersendiri sekaligus menjadi teladan disiplin dan sportivitas. “Kami menyampaikan terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada atlet-atlet TNI AL. Mereka bukan hanya berkompetisi, tetapi juga menghadirkan nilai pengabdian dan etika dalam olahraga,” kata Mirza.
Di balik angka dan podium, kejuaraan ini juga menyuguhkan kisah yang menyentuh—tentang atlet berusia delapan tahun yang berani menantang ombak dengan dukungan penuh orang tua, serta atlet muda empat belas tahun yang menyelam ke kedalaman laut, belajar tentang fokus, keberanian, dan kepercayaan diri di ruang sunyi bawah air.
“Ketika anak-anak dan prajurit berdiri di arena yang sama, kita melihat olahraga sebagai ruang pendidikan karakter. Di situlah makna sejati kejuaraan ini,” tambah Mirza.
POSSI Jawa Timur menilai Piala Gubernur 2025 tidak hanya sukses secara teknis dan prestasi, tetapi juga memberi dampak nyata bagi daerah—menggerakkan sport tourism, UMKM, dan kebanggaan masyarakat Situbondo sebagai tuan rumah.
“Dari Pasir Putih Situbondo, kita belajar bahwa laut tidak hanya melahirkan juara, tetapi juga keteguhan jiwa. Sampai bertemu di Piala Gubernur Jawa Timur berikutnya,” pungkas Mirza. wwn


