26 C
Sidoarjo
Monday, December 8, 2025
spot_img

Jelang Nataru di Kota Pasuruan, Harga Kebutuhan Bumbu Dapur-Sayuran Naik hingga 50 Persen

Kota Pasuruan, Bhirawa
Harga komoditas bumbu dapur dan sayuran di Kota hingga Kabupaten Pasuruan mengalami peningkatan jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026. Bahkan, peningkatannya naik hingga 50 persen selama sepekan terakhir.

“Semua kebutuhan memang naik mulai dari bumbu-bumbu dapur sampai sayuran. Kenaikan sudah sejak seminggu ini,” ujar Salmiah, salah satu pedagang di Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan, Senin (8/12).

Alasan utama kenaikan karena terpengaruh cuaca. Harga bawang merah super yang sebelum Rp 40 ribu per kilogram kini menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Adapun, bawang merah biasa Rp.31 ribu per kilogram menjadi Rp. 52 ribu per kilogram. “Saya mengikuti harga kulakan. Naiknya hingga 50 persen lebih dari harga sebelumnya. Info dari langsung dari petani, karena terpengaruh cuaca,” tambah Salmiah.

Tak hanya bumbu dapur, kebutuhan sayuran juga alami kenaikan. Yakni, cabai rawit hijau dari harga Rp 30 ribu per kilogram menjadi Rp 60 ribu per kilogram. Sedangkan seledri Rp 12 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilogram.

Kemudian, cabai rawit merah dari Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Cabai besar dari harga Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 50 ribu per kilogram. Untuk harga barang putih masih stabil Rp 31 ribu per kilogram. “Kulakannya saya tidak banyak, takut merugi. Terus barangnya saat ini terbatas,” kata Suprihatin, pedagang lainnya.

Berita Terkait :  HIV Meningkat di Kabupaten Blitar, Penyuka Sesama Jenis Laki-Laki Terbanyak

Salah satu pembeli, sekaligus penjual warung nasi juga berhemat saat belanja. Meskipun saat ini belum menaikkan harga jual makanannya. “Belanja hanya secukupnya saja. Karena sisa stok lama untuk bawang maupun cabai masih ada,” ucap Siti Sumiati, penjual nasi.

Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Disperindag Kota Pasuruan melalui Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Rizki Pramita membenarkan bahwa kenaikan komoditas pangan, khususnya pada sayuran akibat di sejumlah daerah alami imbas gagal panen cuaca ekstrem. Termasuk naiknya proses distribusinya.

“Memang benar karena cuaca yang ekstrim. Misalnya di daerah Malang, Lumajang serta di Wilayah Pasuruan Selatan. Sehingga, sebagian komoditi sayur yang gagal panen,” jelas Rizki Pramita.[hil.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru