Kab Pasuruan, Bhirawa
Festival Jalur Rempah yang digelar di Tengger Culture Center, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan menghadirkan beragam kesenian tradisional. Tentu saja, gelaran acara di lereng Gunung Bromo tersebut sukses menyedot perhatian masyarakat Kabupaten Pasuruan
Pantauan di lokasi, berbagai seni budaya tampil hebat. Mulai dari seni terbang, ketipung, slompret hingga pencak kembangan. Tak ketinggalan jaran kencak Tengger, bantengan, dan fashion batik khas Pasuruan ikut memeriahkan panggung.
Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan, Merita Rusdi Sutejo menyampaikan Festival Jalur Rempah bukan sekadar pertunjukan, namun bukti bahwa Indonesia memiliki warisan budaya yang luar biasa.
“Festival ini menunjukkan bahwa betapa kayahnya budaya bangsa. Makanya, saya apresiasi langsung kegiatan ini,” kata Merita Rusdi Sutejo, Minggu (21/9).
Berdasarkan pengamatannya, setiap tampilan membawa pesan mendalam tentang identitas masyarakat lokal. Pihaknya menilai seni tradisional akan selalu relevan meski zaman terus berubah.
“Batik ini contohnya, yakni dengan sentuhan modern, bisa tampil elegan dan berkelas tanpa meninggalkan akar budaya,” imbubnya.
Istri dari Bupati Pasuruan, HM Rusdi Sutejo ini menambahkan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga warisan budaya. Ia menilai jika tidak dilestarikan, lambat laun seni tradisional bisa hilang.
“Dan semua ini adalah identitas yang harus kita jaga bersama agar tidak tergerus perkembangan zaman,” imbuh Merita Rusdi Sutejo.
Festival Jalur Rempah di Tosari menjadi bukti nyata budaya bisa menjadi ruang inspirasi. Tak hanya sebagai hiburan, namun juga sebagai sumber kebanggaan dan daya tarik Kabupaten Pasuruan.
Diharapkan, lanjut Merita, berharap festival itu mampu memotivasi generasi muda untuk bangga dengan budaya daerah. Rasa cinta tersebut juga bisa mendorong lahirnya peluang ekonomi kreatif.
“Karenanya semoga anak-anak muda makin mencintai produk lokal dan memanfaatkannya untuk membuka usaha kreatif, khususnya di bidang fashion,” kata Merita Rusdi Sutejo. [hil.kt]