Pendampingan Anak Wayang oleh Universitas 45 Surabaya
Malang, Bhirawa
Seni lukis topeng Malangan merupakan salah satu seni rupa yang menitikberatkan pada perpaduan ide, konsep, dan tema yang bersifat spiritual yang merupakan unsur – unsur seni rupa. Komunitas Base Camp Anak Wayang, kelompok penggiat seni topeng Malangan makin tenggelam oleh seni modern.
Namun anggota komunitas ini sebagian merupakan generasi muda dengan rata – rata pendidikan dan ekonomi rendah, seperti anak jalanan, pedagang pasar, kuli, buruh, usaha kecil-kecilan di rumah, atau petani. Kegiatan ini terlaksana dengan bantuan hibah dari DRTPM Kemdikbudristek melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Pemula.
Menurut Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas 45 Surabaya, Dr Prakrisno Satrio SPsi MSi, keterbatasan peralatan untuk memproduksi topeng secara cepat dan berkualitas, serta pemasaran secara daring yang belum optimal. Maka diberikan pelatihan ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga diharapkan ada pertumbuhan ekonomi masyarakat kreatif.
Pakisaji Kepanjen Malang, adalah desa wisata yang mempunyai keunggulan dalam tari Topeng Malangan. Di desa ini terdapat anak-anak jalanan yang terlibat di komunitas Base Camp Anak Wayang dan terdiri dari bermacam-macam kalangan baik bidang pendidikan maupun bidang ekonomi.
Tetapi rata-rata pendidikan mereka rendah, yaitu setingkat SD, SMP, SMA dan SMK serta ekonomi yang rata-rata rendah, seperti: anak-anak jalanan yang berusia remaja, pedagang dipasar, kuli, buruh, usaha kecil dirumah atau kuli petani. Sumber dana komunitas yang didapatkan dikumpulkan secara swadaya yaitu dengan memproduksi topeng dengan mandiri dan manual kemudian dijual lewat media sosial.
Untuk memenuhi permintaan pasar akan topeng Malangan yang menjadi ciri khas budaya, maka dibutuhkan beberapa peralatan tambahan untuk mempercepat proses produksi topeng.
Apalagi saat ini produksi topeng masih dilakukan secara manual pada pengrajin topeng anak-anak jalanan ini. Tentu saja peningkatan kuantitas/jumlah produksi topeng nantinya tetap mempertahankan kualitas produk. Produk topeng malangan di Komunitas Base Camp Anak Wayang banyak dibuat oleh anak-anak jalanan yang menjadi generasi pembuat topeng secara otodidak
Anak-anak jalanan dalam Komunitas Base Camp Anak Wayang ini mempunyai bakat dan kesungguhan dalam pembuatan topeng yang biasa digunakan dalam pertunjukkan seni tari Topeng Malangan.
Mereka perlu diasah kembali untuk menjual atau menjadi pebisnis muda sebagai upaya menunjang penjualan hasil produk topeng mereka. Tim Pengabdian masyarakat dari Universitas 45 yang diketuai oleh Dr. Prakrisno Satrio., S.Psi., M.Si menangkap permasalahan ini dan kemudian mencari solusi.
Anak-anak jalanan dalam Komunitas Base Camp Anak Wayang ini mempunyai bakat dan kesungguhan dalam pembuatan topeng yang biasa digunakan dalam pertunjukkan seni tari Topeng Malangan. Mereka perlu diasah kembali untuk menjual atau menjadi pebisnis muda sebagai upaya menunjang penjualan hasil produk topeng mereka.
Technopreneur adalah sebutan bagi orang yang berkecimpung di dunia bisnis dengan dukungan utama teknologi. Sama halnya entrepreneur, seorang technopreneur berupaya menemukan peluang kemudian mengubahnya menjadi sebuah prospek bisnis yang menguntungkan. Technopreneurship bisa dibilang sebagai kewirausahaan generasi baru. Bidang ini sangat cocok untuk orang yang inovatif, cerdas, dan paham teknologi. Terlepas dari itu, technopreneur sukses biasanya lahir dari orang yang berani mereformasi dan membuat terobosan-terobosan baru.
Tim Pengabdian Masyarakat merumuskan permasalahan yaitu: terbatasnya peralatan untuk menghasilkan topeng dengan cepat dan berkualitas serta kurang optimalnya pemasaran online. Untuk menunjang peningkatan ekonomi kreatif, komunitas Anak Wayang bersepakat untuk merencanakan beberapa solusi yaitu :
Pengadaan peralatan pendukung serta bahan-bahan untuk meningkatkan percepatan dan ketepatan dalam produksi topeng dan akan dioperasikan langsung oleh pengrajin topeng yaitu alat cetak topeng dari bahan fiber yaitu silikon raber, met, resin butek, roket, kuas, pylox, buntekor, cat kayu serta amplas/kertas ( PIC : Bp. Dr. Prakrisno Satrio, S.Psi., M.Si. yang mengemban tugas sebagai ketua Tim Digitalisasi Universitas 45 Surabaya)
Pelatihan Technopreneurship dengan mengenalkan inovasi teknologi yang berfokus pada pengembangan dan penerapan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, serta menciptakan solusi baru ( PIC : Dr. Tri Siwi Agustina. SE.,M.Si yang merupakan seorang doktor bidang Ilmu Managemen Bisnis Universitas Airlangga Surabaya dan sudah piawai menjadi pakar kewirausahaan)
Pengadaan sarana prasarana ditempat workshop Komunitas Base Camp Anak Wayang dimana anak-anak jalanan menciptakan inovasi baru berupa kaos dengan design yang menarik dan berbagai macam souvenir lainnya ( PIC : Nur Ahlina Febriyanti, S.Kom.,M.SEI , yang merupakan dosen Teknik Informatika dari Universitas 45 Surabaya)
Tim Pengabdian Masayarakat berupaya untuk keberlanjutan program dengan mendorong agar anak-anak jalanan di Komunitas Base Camp Anak Wayang lebih innovatif dan kreatif dalam memproduksi topeng serta barang merchandise.
Pada tahapan ini produksi produk yang kental dengan nuansa topeng menjadi lebih cepat prosesnya dan terdapat ide merchandise yang bisa dipasarkan. Salah satunya penjualan kaos dengan identitas topeng Malangan dan souvenir.
Keberlanjutan program untuk efektifitas pemasaran online dengan marketplace yang sudah dirancang sesuai dengan identitas sosial Topeng Malangan sebagai ajang informasi yang menampilkan sejarah Topeng Malangan serta prestasi-prestasi yang telah didapatkan di website yang telah ada.
Maka potensi digitalisasi ini juga akan meningkatkan benefit pada sektor pariwisata. Pemasaran online dengan marketplace diharapkan menjadi salah satu ujung tombak peningkatan penjualan produk. [gat]
Berikut dokumen hasil dari Pengabdian Masyarakat:
- Pelatihan Technopreneurship
- Gambar Percepatan Produksi dan hasil cetak topeng dengan cetak fiber :
- Gambar hasil produksi souvenir gantungan kunci:
Dalam pelaksanaan kegiatan, seluruh anggota komunitas Anak Wayang sangat antusias mensupport setiap kegiatan yang dilakukan oleh tim Pengabdian masyarakat. Selain itu para perangkat desa juga memberikan dukungan positif. Pembina komunitas, juga sangat terbiasa dengan kegiatan-kegiatan kreatif sehingga mudah untuk beradaptasi dengan program-program baru yang diluncurkan, antara lain pengadaan peralatan pendukung (alat produksi topeng) yang memadai untuk memproduksi topeng dengan cepat dan berkualitas, workshop untuk meningkatkan keminatan generasi muda terhadap kesenian dan produksi topeng dengan pemanfaatan digitalisasi sebagai upaya meningkatkan informasi dan keunggulan produk untuk menghadapi persaingan usaha.