Surabaya, Bhirawa
Salah legenda atlet panahan Indonesia, Lilies Handayani berhasil menyandang gelar doktor, setelah menjalani Ujian Terbuka Program Doktoral di Program Studi S3 Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Rabu (1/10) siang. Ia juga dinyakan oleh penguji lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Dihadapan para penguji salah satunya mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Prof Dr Zainudin Amali yang hadir secara online dan penguji lainnya, Lilies dengan lancar dan cermat mempertahankan disertasi berjudul “Model Latihan Lilies Handayani Rapid Shooting (LHRS) dalam Meningkatkan Konsentrasi dan Performa Panahan Recurve.” Lilies didampingi dua promotor, yakni Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes dan Prof. Dr. H. Hari Setijono, M.Pd.
Dalam desertasi itu, penelitian yang dilakukan Lilies menunjukkan bahwa pengembangan model latihan LHRS berhasil meningkatkan konsentrasi serta performa panahan divisi recurve secara signifikan. Latihan ini berfokus pada jarak 20 meter, 50 meter, dan 70 meter.
“Metode Latihan LHRS artinya menembak dengan cepat. Ini meningkatkan konsentrasi dan performa atlet dalam keadaan apapun, angin, panas terik, hujan. Tidak akan masalah dengan kondisi alam dan lingkungan ketika nervous. Dengan menembak cepat pemanah pasti bisa bagus,” kata Lilies peraih medali perak olimpiade Seoul 1988 cabor panahan bersama dengan Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani berhasil merebut medali pertama untuk Indonesia.
Lilies mengungkapkan, salah satu dorongan untuk melanjutkan pendidikan doktoral meski telah lama berkiprah di dunia panahan, salah satunya adalah peran Dekan FIKK Unesa, Irmantara Subagio.
“Yang memotivasi saya melanjutkan S3 ini adalah pak Ibag (sapaan Irmantara). Dulu bersama saya di KONI Jatim di Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres). Saya awalnya merasa kecil hanya sebagai seorang praktisi saja,” jelasnya.
Selain itu, Lilies juga ingin memberikan motivasi bagi anak-anaknya agar mampu berkontribusi dalam bidang pendidikan. Di samping prestasi olahraga yang telah diukir putra-putrinya yang juga menekuni dunia panahan.
“Disamping itu saya ingin memotivasi anak saya. Agar mereka bisa meneruskan akademisinya ketika mereka sudah level tertinggi atau berjalan. Meski mereka sebagai praktisi sudah bagus juara olimpiade, sayang kalau ilmu dipraktisi tidak disosialisasikan. Mereka bisa membuat eksperimen sesuai bidangnya,” katanya Lilies yang juga pelatih nasional panagan itu.
Lilies Handayani dikenal sebagai salah satu tokoh penting panahan Indonesia. Ia merupakan mantan atlet nasional peraih medali Olimpiade Seoul 1988, sekaligus aktif dalam pembinaan dan pelatihan atlet panahan.
Sementara itu Prof Dr Zainudin Amali juga sempat menanyakan, mengapa saat ini prestasi panahan di Indonesia tidak bisa kembali meraih medali di olimpiade.
Mendapat pertanyaan tersebut, Lilies dengan gamblang menjelaskan permasalah yang ada saat ini, baik dari segi sektor pembinaan atlet hingga teknologi peralatan maupun program latihan. [wwn]


