Oleh :
Erinda Dwimagistri Sukmana
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Tidak lama lagi kita akan memasuki bulan Agustus. Seperti yang kita ketahui, setiap bulan Agustus kita akan memperingati hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus yang ke 79 tahun.
Banyak dari kita yang memperingati dengan suka cita di hari Kemerdekaan Indonesia. Namun, apa arti dari merdeka itu? Menurut KBBI merdeka adalah bebas, lepas dari tuntutan,tidak terikat, dan tidak bergantung pada orang lain.Setiap negara juga memiliki cita-cita termasuk negara kita.
Salah satu cita-cita Indonesia yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945bagian pembukaan ialah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.Namun, apakah Indonesia telah benar-benar merdeka?Apakah Indonesia telah mewujudkan cita-citanya?
Dalam sebuah negara memang tidak lepas dari masalah.Banyak masalah bermunculan dan menjadi perhatian setiap negara termasuk Indonesia.Sebuah survey yang dilakukanGood News from Indonesia (GNFI) danLembaga survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) menyatakan bahwa terdapat 10 permasalah utama Bangsa Indonesia menurut generasi muda. 4 dari 10 masalah yang tertinggi ialahpertama korupsi. 19,8% responden mengungkapkan bahwa masalah terbesar Indonesia yang harus ditangani ialah korupsi. Kedua, 14,1% responden menjawab kenaikan harga pokok. Ketiga, krisis ekonomi sebanyak 11,6% dan sebanyak 7,5% responden menjawab pengangguran. Dilansir dari sumber berita CNBC Indonesia edisi 19 Juli 2024, angka pengangguran di Indonesia berkurang menjadi 4,82% pada bulan Februari 2024 yang sebelumnya mencapai angka 5,45% pada Februari 2023 lalu. Namun demikian, menurut data IMF per April 2024, Indonesia masih menjadi peringkat pertamanegara dengan angka pengangguran paling tinggi di ASEAN mencapai angka 5,2%.Pada tingkat dunia, Indonesia menduduki peringkat ke 57.Di Indonesia, pengangguran terjadi di berbagai daerah. Menurut Badan Pusat Statistik, pada bulan Februari 2024 terdapat 10 Provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi. Provinsi paling tinggi angka penganggurannya ialah Orovinsi Banten, yakni 7,02%. Ini artinyapada bulan Februari 2024,7 dari 100 orang angkatan kerja tidak bekerja karena berbagai alasan. Disusul denganKepulauan Riau 6,94%, Jawa Barat 6.91%, DKI Jakarta 6,03%, Papua Barat Daya 6,02%, Sulawesi Utara 5,98%, Maluku 5,96%, Papua 5,81%, Sumatera Barat 5,79%, dan Kalimantan Timur 5,75%. Tentunya ini angka yang tidak sedikit dan bukan sesuatu yang bisa kita banggakan.
Dilansir dari artikel berita masuk-ptn.com, terdapat berbagai penyebab mengapa angka pengangguran di Indonesia mencapai angka yang tinggi.Alasan pertama adalah adanya kamajuan teknologi.Teknologi memang memudahkan kehidupan manusia.Saat ini semua bisa diakses secara online.Namun, kemajuan teknologi ternyata mampu menggeserkan peran manusia, termasuk peran manusia dalam sebuah pekerjaan.Contohnya customer service bank.Saat ini kita bisa membuka rekening bank tanpa harus ke bank atau hanya menggunakan mesin layaknya mesin ATM. Ada beberapa bank yang customer service-nya tidak lagi berada di front office.Kedua, Kurangnya pendidikan dan keterampilan.
Saat ini spesifikasi kerja menginginkan calon pekerjanya memiliki pendidikan dan keterampilan tertentu, sehingga membatasi calon pelamar yang ingin bekerja di bidang tersebut.Kemudian yang ketiga ialah pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang.
Saat ini juga kita dihadapkan dengan keadaan jumlah angkatan kerja yang sangat banyak, namun jumlah pekerjaan yang ada tidak sebanyak jumlah tenaga kerjanya.Sehingga membutuhkan persaingan dan calon tenaga kerja menganggap bahwa untuk mendapatkan pekerjaan semakin sulit karena ketidakseimbangan tersebut.
Lalu, bagaimanakah dampak pengangguran pada masyarakat? Tulisan ini akan mengkaji dampak pengangguran dalam perspektif psikologis.Hasil penelitian dari Hasanah dan Rozali (2021) mengungkapkan bahwa terdapat banyak lulusan perguruan tinggi yang belum bekerja dan merasa stress berat sebanyak 64% dan sebanyak 36% dari responden merasakan stress ringan.Stress ini didominasi oleh dimensi psikologis. Lulusan perguruan tinggi yang belum bekerja dengan jenis kelamin perempuan (usia 21-26 tahun), khususnya yang berusia 26 tahun lebih banyak yang merasakan stress berat dibadindingkan dengan responden laki-laki. Hal ini dikarenakan perempuan lebih cenderung mudah merasa gelisah dan takut saat menghadapi berbagai tuntutan yang berada di luar kemampuannya.
Perempuan memiliki kewaspadaan yang negatif terhadap adanya konflik, yang mempengaruhi hormon mereka sehingga mengakibatkan munculnya stress, rasa gelisah, dan juga rasa takut.Sedangkan, laki-laki cenderung menikmati adanya konflik dan persaingan.
Laki-laki menganggap bahwa konflik dan persaingan adalah dorongan yang positif baginya.Dampak stress yang tidak diatasi dengan baik juga akan menimbulkan berbagai masalah kedepannya. Tidak hanya menimbulkan depresi namun juga akan menimbulkan perialku agresif. Menurut teori frustasi-agresi, ketika seseorang mengalami frustasi yang diakibatkan ia mengalami kegagalan dalam memenuhi tujuan atau keinginan mereka, mereka akan cenderung menjadi lebih agresif. Tentunya, kita semua tidak ingin hal ini sampai terjadi pada generasi emas Indonesia.
Lalu, apakah yang bisa dilakukan oleh Bangsa Indonesia dalam mengurangi angka pengangguran?Indonesia akan memiliki penduduk usia prouktif (15-64 tahun) lebih banyak daripada usia non-produktif (65 tahun ke atas) kedepannya. Sehingga, Indonesia harus mempersiapkan strategi agar usia produktif ini akan menjadi usia yang ‘benar-benar’ produktif dan mampu menjadi generasi emas kedepannya. Indonesia harus melakukan langkah startegis untuk mendukung sumber daya manusia (SDM) yang kompeten seperti memberikan training kerja, memberikan sertifikasi kerja pada penduduk usia produktif, dan juga pemerataan daerah industri. Kemudian coba kita kembali ke penyebab meningkatnya penganggurang di Indonesia, salah satunya adalah ketidak seimbangan calon pekerja dan lowongan kerja yang ada.Maka, Indonesia harus memperbanyak lowongan kerja. Membuka lapangan kerja baru sesuai dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja di masa depan. Dengan diimbangi ‘bekal’ kemampuan atau skill yang dan juga lapangan pekerjaan yang luas dapat menjadi salah satu solusi efektif untuk mengurangi angka pengangguran.Tak lupa juga diimbangi dengan kesempatan mengemban pendidikan yang lebar-lebarnya untuk semua anak muda di Indonesia.Maka, Indoonesia akan siap menyambut generasi emas dan dapat mewujudkan cita-citanya yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
———- *** ———–