Kota Madiun, Bhirawa
High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dipimpin oleh Pj Wali Kota Madiun, Eddy Supriyanto digelar di Dinas Kominfo pada Senin (28/10).
Pertemuan ini turut dihadiri oleh Sekda Kota Madiun, Ketua Bank Indonesia Kediri, Forkopimda, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Bulog, Pertamina, serta undangan lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas mengenai perkembangan inflasi dan deflasi di Kota Madiun, yang menunjukkan adanya peningkatan deflasi sebesar 0,14%. Peningkatan deflasi ini disebabkan oleh penurunan harga pada beberapa komoditas, seperti pangan, pariwisata, dan kendaraan.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi adalah penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh Pertamina. Selain itu, juga terdapat kenaikan harga kopi dunia, masa tanam padi, dan kenaikan harga produk sigaret, baik yang ditanam maupun yang elektrik.
Data menunjukkan bahwa inflasi dan deflasi di Kota Madiun hingga bulan September mencapai titik terendah dalam dua tahun terakhir. Dalam upaya menjaga keseimbangan harga, Pj. Wali Kota mengimbau TPID Kota Madiun agar terus berinovasi dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
“Strategi yang harus dilakukan adalah bekerja sama dengan pusat perbelanjaan, menerapkan kebijakan agar Aparatur Sipil Negara (ASN) berbelanja pada pedagang lokal, serta memanfaatkan sumber daya buatan yang sudah ada, seperti pom minyak goreng,”kata Pj. Wali Kota Madiun, Eddy Supriyanto.
Sebagai informasi, TPID Kota Madiun berhasil masuk dalam nominasi tiga besar daerah berkinerja terbaik dalam kategori TPID Kabupaten/Kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur, meraih urutan pertama, disusul TPID Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember. [dar.ca]