26 C
Sidoarjo
Friday, November 22, 2024
spot_img

Harga Bahan Pangan Turun, Kota Malang Alami Deflasi pada Bulan Juni

Hj Febrina Kepala BI Malang.

Kota Malang, Bhirawa
Penurunan harga bahan Pangan saat musim panen, mengakibatkan terjadinya deflasi di Kota Malang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Malang mengalami deflasi sebesar -0,36% (mtm) dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,08% (mtm). Kepala Bank Indonesia (BI) Malang, Hj. Febrina, Selasa 2/7 kemarin mengemukakan, secara tahunan, Kota Malang tercatat mengalami inflasi sebesar 2,02% (yoy) dan 0,57% (ytd).

Dengan demikian, lanjutnya, inflasi tahunan Kota Malang periode Juni 2024 masih tetap terkendali pada kisaran rentang sasaran inflasi. “Deflasi periode Juni 2024 terutama didorong oleh penurunan harga kelompok minuman dan tembakau dengan andil -0,37% (mtm),” tuturnya.

Ia menambahkan Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok perumahan, listrik, air dan gas, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,01% (mtm).

“Berdasarkan komoditasnya, deflasi terutama didorong oleh penurunan harga pada komoditas bawang merah, tomat, daging ayam ras, jeruk, bawang putih masing-masing dengan andil -0,08%, -0,07%, -0,07%, -0,03% dan -0,02% (mtm),”sambunya.

Ia lantas merinci deflasi pada komoditas bawang merah, tomat, dan jeruk terjadi seiring masih berlangsungnya musim panen di beberapa sentra produksi. “Adapun penurunan harga daging ayam ras terjadi seiring dengan melimpahnya pasokan di pasar,” tambahnya.

Berita Terkait :  Tekan Inflasi Daerah, Bulog Bersama Bupati Situbondo Serahkan Bantuan Pangan Beras Perdana di Dua Kecamatan

Disampaikan Febrina, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh inflasi yang terjadi terutama pada cabai rawit, emas perhiasan, upah asisten rumah tangga, udang basah, dan telur asin masing-masing dengan andil 0,02,%, 0,01%, 0,01%, 0,01% dan 0,01% (mtm).

Ia juga menyampaikan kenaikan harga cabai rawit terjadi seiring menurunnya jumlah panen akibat serangan penyakit jamur di tengah meningkatnya permintaan masa Hari Raya Idul Adha. Sedangkan emas perhiasan mengalami peningkatan seiring masih berlangsungnya ketidakpastian global yang mendorong investor global memindahkan portofolionya ke aset yang lebih aman. Sementara kenaikan harga udang basah disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu sehingga para nelayan kesusahan untuk menangkap udang.

Febrina memastikan, sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan BI Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif) untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1%.[mut.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img