Jember, Bhirawa
Bakal Calon Bupati Jember, Muhammad Fawait terus memunculkan ide-ide dan gagasannya demi memakmurkan masyarakat Kota Pandhalungan.
Kali ini, Gus Fawait sapaan akrabnya ini mengecam kondisi ekonomi Jember yang kian memprihatinkan. Sebab, Kabupaten Jember tengah berada di titik kritis.
Dengan angka kemiskinan dan pengangguran yang terus meroket, Gus Fawait menyoroti urgensi perbaikan perizinan dan infrastruktur untuk menarik investasi.
Dalam upayanya memulihkan Jember, ia berkomitmen untuk menghidupkan kembali bandara, membangun pelabuhan, dan mempermudah proses perizinan demi menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka kemiskinan dan pengangguran di Jember terus mengalami peningkatan.
“Kita tidak heran melihat data BPS, di mana kemiskinan di Jember dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, begitu juga dengan pengangguran yang semakin tinggi. Hal ini disebabkan oleh semakin kecilnya investasi di sektor riil,” ungkap Fawait kepada Bhirawa, Sabtu (13/7/2024).
Menurut Gus Fawait, investasi di sektor riil sangat penting karena dapat membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Namun, kondisi di Jember menunjukkan penurunan minat investor di sektor ini, sehingga lapangan pekerjaan yang tersedia menjadi sangat terbatas. Akibatnya, angka pengangguran meningkat dan kemiskinan semakin tinggi.
“Perkembangan ekonomi Jember saat ini sangat memprihatinkan. Ada beberapa hal yang harus diperbaiki, terutama perihal perizinan. Ke depan, perizinan harus lebih mudah. Kalau perlu, kita berikan insentif agar banyak investor mau menanamkan modal di Jember,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Chotib Al Qodiri IV Jember ini.
Selain perizinan, Gus Fawait juga menyoroti masalah infrastruktur yang menjadi penghambat utama masuknya investasi ke Jember.
Ia menekankan pentingnya menghidupkan kembali bandara Jember dan membangun pelabuhan untuk mempermudah transportasi dan logistik.
“Banyak pengusaha yang mau datang ke Jember jika bandaranya hidup. Bandara Jember harus menjadi prioritas untuk dihidupkan kembali. Selain itu, Jember juga membutuhkan pelabuhan agar biaya angkut dari Jember ke daerah lain semakin kecil,” tambahnya.
Pria yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim ini juga menyoroti fakta bahwa Jember tidak dilalui oleh jalan tol, dan penambahan ruas jalan di Jember juga belum optimal. Menurutnya, kondisi ini membuat Jember tidak menarik bagi investor.
BPS mencatat bahwa jumlah pengangguran di Jember pada 2023 mencapai 59.716 orang, meningkat dari 55.460 orang pada 2022.
Peningkatan pengangguran ini juga diikuti dengan bertambahnya jumlah angkatan kerja, yang pada 2023 tercatat sebanyak 1.488.624 orang dibandingkan dengan 1.360.361 orang pada 2022.
Pengangguran di Jember didominasi oleh laki-laki dengan persentase 54,97%, sementara perempuan sebesar 45,03%.
Dari sisi pendidikan, pengangguran tertinggi berada pada tingkat SMK (26,65%), disusul SMA (19,52%) dan SMP (21,28%). Pengangguran dari tamatan atau tidak lulus Sekolah Dasar (SD) mencapai 25,16%, dan lulusan perguruan tinggi hanya 7,39%.
Gus Fawait menegaskan bahwa perizinan harus dipermudah dan infrastruktur harus diperbaiki untuk menarik investasi ke Jember.
“Ruas jalan harus diperbanyak, bandara harus tersedia, dan pelabuhan di Jember juga harus dipikirkan. Dengan begitu, investasi di Jember bisa bergeliat kembali, membuka lapangan pekerjaan, dan mengurangi angka kemiskinan,” tutupnya. [geh.iib]