Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa secara resmi melepas 16 Kepala Keluarga (KK) calon transmigran asal Jawa Timur yang akan diberangkatkan ke Kabupaten Sidenreng Rappang (Sulawesi Selatan), Kabupaten Polewali Mandar (Sulawesi Barat), dan Kabupaten Halmahera Tengah (Maluku Utara), Selasa (2025).
Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa program transmigrasi bukan sekadar perpindahan penduduk, tetapi merupakan ikhtiar membangun masa depan keluarga, memperkuat ekonomi daerah tujuan, serta memperkokoh persatuan bangsa.
“Transmigrasi adalah bentuk ikhtiar bersama untuk menghadirkan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan. Para transmigran adalah pejuang-pejuang pembangunan yang membawa harapan bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa,” ujar Khofifah.
Ia juga memberikan pesan khusus kepada para orang tua agar tetap mendampingi pendidikan anak-anak di daerah tujuan. Menurutnya, keberhasilan transmigrasi tidak hanya diukur dari aspek ekonomi, tetapi juga dari kualitas sumber daya manusia generasi penerus.
“Anak-anak harus tetap semangat belajar, disiplin, dan berakhlak baik. Banyak contoh sukses dari keluarga transmigran yang mampu melahirkan generasi unggul hingga menjadi akademisi dan pemimpin,” tambahnya.
Lebih lanjut, Khofifah menegaskan bahwa pemerintah provinsi akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah tujuan untuk memastikan para transmigran mendapatkan pendampingan yang memadai, terutama pada masa awal penempatan.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur, Sigit Priyanto, melaporkan bahwa transmigrasi hingga kini masih menjadi program strategis pembangunan nasional dan tetap diminati masyarakat Jawa Timur.
“Setiap tahun jumlah pendaftar transmigrasi jauh melampaui kuota yang tersedia. Ini menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap program transmigrasi sebagai jalan menuju kehidupan yang lebih baik,” jelasnya.
Berdasarkan Keputusan Dirjen PPKTrans Kementerian Transmigrasi RI Nomor 122 Tahun 2025, Jawa Timur memperoleh alokasi 16 KK atau 55 jiwa melalui Program Trans Karya Nusantara (TKN).
Sebanyak 10 KK (33 jiwa) ditempatkan di Lokasi Lagading, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan; 2 KK (7 jiwa) di Lokasi Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat; serta 4 KK (15 jiwa) di Lokasi Waleh SP.3, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara. Para transmigran tersebut berasal dari 15 kabupaten di Jawa Timur.
Sebelumnya calon transmigran yang diberikan pelatihan intensif (kewirausahaan, budidaya, mental), kemudian selain mendapatkan perbekalan dan bibit, mereka juga mendapatkan uang saku dari daerahnya masing masing.
Nantinya selama 1 tahun pertama mereka mendapatkan jatah hidup ( jadup), juga peralatan masak dan rumah tangga, seperti kompor, gas, solar panel, dipan, kasur dan lainnya yang dibutuhkan dalam rumah tangga maupun untuk berkebun maupun bertani.
Selain penempatan transmigran, transformasi kebijakan transmigrasi juga mencakup Program Pelatihan Komponen Cadangan (Komcad). Jawa Timur mengikutsertakan tiga kepala keluarga dari Kabupaten Madiun, Nganjuk, dan Banyuwangi untuk mengikuti pelatihan Komcad di Bandung selama dua bulan.
Pada tahun ini, Kementerian Transmigrasi juga bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi, termasuk Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), melalui Program Ekspedisi Patriot yang mengirim mahasiswa dan peneliti muda ke kawasan transmigrasi guna mendorong pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras mempersiapkan keberangkatan calon transmigran, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/kota, hingga petugas lapangan, demi memastikan proses transmigrasi berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
Salah satu calon transmigran asal Nganjuk, Adam mengaku memang ingin sekali menjadi transmigran karena memang memiliki latar belakang sebagai peternak. “Untuk itu saya mendaftarkan diri menjadi transmigran. Saya optimis bisa mengembangkan lahan di sana,” ungkapnya.
Begitu juga dengan calon transmigran asal Banyuwangi, Mujain mengaku senang menjadi bagian dari program transmigrasi. Selain memperbaiki ekonomi keluarga, ia juga telah mendapatkan semangat dari saudaranya yang juga merupakan transmigran. [rac]


