DPRD Kab Pasuruan, Bhirawa
Pemkab Pasuruan, DPRD dan Polres Pasuruan akhirnya turun ke sejumlah lokasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Pasuruan.
Sidak SPBU tersebut digelar sebagai tindak lanjut mencuatnya keresahan atau gegernya masyarakat usai mengisi BBM jenis pertalite.
“Kita bersama tim bergerak cepat untuk melihat resahnya masyarakat usai banyaknya kendaraan mendadak mberet akibat dugaan membeli BBM jenis pertalite di wilayah Kabupaten Pasuruan,” ujar unit Tipidter Polres Pasuruan, Mita Kristiani, Minggu (2/11) malam.
Pemeriksaan tersebut dilaksanakan di empat SPBU. Yakni, di SPBU 54.671.21 tepatnya SPBU Candi Jawi Kecamatan Prigen, SPBU 54.671.06 tepatnya di SPBU Kasri Kecamatan Pandaan.
Lalu SPBU 54.671.37 tepatnya SPBU Gamekan Plintahan Kecamatan Pandaan hingga SPBU 54.671.26 di SPBU Kuti Kecamatan Pandaan.
Adapun pemeriksaan sidak, menggunakan dua metode. Pertama, uji kualitas melalui pengukuran densitas BBM serta penggunaan deep stick atau tongkat serta uji kuantitas melalui pengukuran dengan alat ukur bejana dan gelas ukur.
“Tongkat duga ini kita lumuri dengan pasta, kemudian kita masukkan ke dalam tangki pengisian BBM. Bila sampai berubah warna pada pasta itu, berarti ada campuran dalam BBM pertalite,” jelas Mita Kristiani.
Hasilnya, uji kualitas BBM Pertalite pada tiga SPBU terverifikasi asli serta tidak bercampur dengan air atau zat lain. Termasuk pula hasil uji kuantitas, hasil pengukurannya sudah sesuai standar serta tidak ditemukan penyimpangan.
Kecuali, pada SPBU 54.671.26 tepatnya SPBU Kuti Kecamatan Pandaan, terdapat mesin dispenser SPBU yang perlu dilakukan tera ulang.
“Karena tera sudah hampir habis masa berlaku pada Desember 2025 akan habis. Dan terjadwal rutin akan dilakukan tera oleh bidang Metrologi pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pasuruan,” imbuh Mita Kristiani.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan, Andri Wahyudi menyatakan meskipun berdasarkan hasil monitoring dan pemeriksaan tidak ditemukan adanya kejanggalan maupun kesalahan. Hanya sajaada catatan yang harus diperhatikan oleh pihak SPBU.
Karena, BBM pertalite nya mengeluarkan bau yang cukup menyengat seperti bau lumpur lapindo. Karena itu, pihaknya meminta agar ada uji lab pada kandungan yang ada dalam BBM pertalite untuk memastikan hasilnya.
“Dan baunya agak berbeda, bahkan petugas SPBU bilang seperti bau lumpur lapindo. Dari situ, kita minta uji lab supaya tahu hasilnya seperti apa. Karena baunya ini beda dengan pertalite biasanya,” kata Andri Wahyudi. [hil.dre]


