Pemprov Jatim, Bhirawa
Hari Penglihatan Sedunia bukan sekadar peringatan tahunan. Untuk itulah perlu ada gaung cinta dan kepedulian di Hari Penglihatan Sedunia 2025. “Karena momentum bertema “Love Your Eyes” ini menjadi panggilan kemanusiaan untuk mengingatkan setiap orang akan pentingnya menjaga karunia penglihatan dan menghargai peran mata dalam kehidupan, ” kata dan hal ini disampaikan Kepala UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur (Dinsos Jatim) , Firdaus Sulistijawan, Kamis (9/10/2025) .
Di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, UPT RSBN Malang menjadikan peringatan ini sebagai sarana memperkuat edukasi, rehabilitasi, dan advokasi bagi penyandang disabilitas netra. Melalui program berkelanjutan, UPT RSBN Malang berupaya mencegah kebutaan, mendukung kemandirian penyandang netra, serta menumbuhkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan mata.
“Hari Penglihatan Sedunia mengingatkan kita bahwa menjaga mata berarti menjaga masa depan. Melalui peringatan ini, kami ingin masyarakat lebih waspada terhadap risiko kebutaan dan lebih menghargai anugerah penglihatan yang dimiliki,” ujar Firdaus.
UPT RSBN Malang mengimplementasikan tema “Love Your Eyes” melalui kegiatan edukatif bagi pelajar SLTP dan SLTA di Jawa Timur. Dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), sobat disabilitas netra dari UPT RSBN Malang dihadirkan sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman hidup dan memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mata.
Kegiatan ini tidak hanya membuka kesadaran remaja tentang bahaya kebutaan, tetapi juga menghadirkan inspirasi dari para penyintas netra yang kini mandiri berkat program rehabilitasi sosial UPT RSBN Malang.
Selain edukasi, UPT RSBN Malang memperkuat program rehabilitatif melalui pelatihan vokasional seperti pijat refleksi, pembuatan keset dan sapu, produksi aromaterapi, hingga band musik netra. Program ini dirancang untuk memulihkan rasa percaya diri dan membangun kemandirian ekonomi bagi para penerima manfaat. “Fokus kami bukan hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga membangun keyakinan bahwa disabilitas bukan batas untuk berkarya. Mereka bisa berkontribusi bagi keluarga dan masyarakat,” tambah Firdaus.
UPTRSBN Malang juga memperluas unit usaha seperti SPA Netra dan layanan pijat tradisional bersertifikat, bekerja sama dengan PERTUNI dan lembaga sertifikasi profesi. Upaya ini diiringi dengan fasilitasi pendidikan formal melalui kerja sama dengan Dinas Pendidikan, serta pembukaan akses ketenagakerjaan dan layanan jaminan sosial seperti JKN dan BPJS Ketenagakerjaan.
Firdaus menegaskan, momentum Hari Penglihatan Sedunia juga menjadi sarana advokasi hak-hak disabilitas, terutama akses terhadap kesehatan mata, pendidikan inklusif, dan kesempatan kerja. Melalui kolaborasi dengan OPD, rumah sakit, puskesmas, hingga komunitas sosial, UPT RSBN Malang berkomitmen menjadikan rehabilitasi sosial bagian dari pembangunan sumber daya manusia yang inklusif.
Menutup rangkaian kegiatan, Firdaus menyampaikan pesan penuh makna tentang pentingnya menjaga penglihatan. “Mata adalah jendela dunia yang membuat kita mampu melangkah lebih jauh, bergerak lebih luas, dan berkreasi tanpa batas. Jaga dan rawatlah mata agar tetap bisa melihat dan merasakan keindahan dunia hingga akhir hayat,” pesannya.
Ia juga mengingatkan bahwa kebutaan dapat dialami siapa pun tanpa mengenal usia, akibat kecelakaan kerja, kebiasaan buruk menggunakan gawai, hingga penyakit seperti glaukoma atau diabetes. “Sayangi mata, karena dari sanalah masa depan yang cerah bermula,” tutup Firdaus.[rac.ca]


