26 C
Sidoarjo
Thursday, December 11, 2025
spot_img

Gandeng Pemerintah, IKATEMI Tingkatkan Layanan Elektromedis

Surabaya, Bhirawa.
Meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada pelayanan elektromedis, Ikatan Elektromedis Indonesia (IKATEMI) berharap dapat berkolaborasi bersama Pemerintah baik pusat, daerah, kabupaten maupun kota. IKATEMI merupakan sebuah organisasi profesi yang menjadi wadah bagi para profesional elektromedis di Indonesia. Organisasi ini bertujuan untuk menyatukan langkah dan pemikiran para anggotanya dalam rangka meningkatkan profesionalisme, kompetensi, serta kesejahteraan mereka demi mendukung layanan kesehatan yang berkualitas di Indonesia.

“Kami terus mendorong adanya elektromedis-elektromedis baru di Indonesia. Dan IKTEMI merupakan lembaga profesi yang dimana itu akan mendorong menjadi tempat untuk dapat produksi tenaga elektromedis,” terang Ketua Umum DPP IKATEMI, Agus Komarudin, Kamis (11/12).

Agus menambahkan bahwa pihaknya saat ini lebih fokus dalam menghadapi transformasi kesehatan.

“Kami selalu ingin transformasi kita menjadi cepat saja, sementara kami seharusnya harus juga secepat transformasi yang terjadi di Indonesia. Transformasi kesehatan, misalnya kami siap untuk menjadi bagian dari transformasi kesehatan dan menjadi insan-insan yang memang berpartisipasi dalam transformasi kesehatan,” jelasnya.

Sementara itu, IKATEMI telah mendeklarasikan untuk selalu bertransformasi berevolusi dalam menghadapi tantangan perkembangan pelayanan kesehatan.

“Sudah selayaknya memulai meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kita. Tiap tahun harus kita update menuju lebih baik. Kita satukan semangat kita untuk menjadikan IKATEMI mendunia,” tegas Agus.

Menurut Direktur Perencanaan Tenaga Kesehatan Kemenkes, Laode Musafin M, sesuai dengan Mandat Undang-Undang Kesehatan, disebutkan bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, maka perlu ditopang oleh salah satunya adalah SDM Kesehatan.

Poinnya adalah backbone atau tulang punggung atau pondasi utama dari sisi kesehatan nasional itu sangat ditentukan oleh kualitas atau kompetensi SDM Kesehatannya.

Sesuai dengan Mandat Undang-Undang tersebut, untuk memastikan bahwa Indonesia akan mampu mengemban amanah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, salah satu tugas utamanya adalah bagaimana membuat perencanaan SDM Kesehatan. “Dan Alhamdulillah, sejak tahun lalu kita sudah merampungkannya. Semua perencanaan berbasis wilayah SDM Kesehatan sampai dengan tahun 2032. Termasuk didalamnya adalah elektromedis,” ujar Laode.

Berita Terkait :  DPRD Jatim Dorong BRIDA Hasilkan Riset Berdampak bagi Kesejahteraan Masyarakat

Jadi berdasarkan hasil perhitungan secara epidemiologi dan juga diproyesikan terhadap pertumbuhan penduduk, berdasarkan data kita hanya memiliki 5.258 elektromedis yang bekerja dan telah tersebar di 38 provinsi.

Namun di antaranya 54 persen ini masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Padahal berdasarkan hasil proyeksi tadi, pada tahun 2025 saja kita butuhnya 36.817. Intinya banyak sekali kebutuhan terhadap elektromedis.

Dari tahun ke tahun kebutuhan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, maka dari tahun ke tahun rumah sakit sangat ditentukan oleh alat-alat medisnya.

“Dan tentu ketika kita cerita alat medis, maka kebutuhan terhadap elektromedis ini tidak bisa ditawar-tawar lagi. Akan terjadi transformasi di dalam proses teknologi dan akan menuju ke digital teknologi, dan saat ini kita sudah memasuki dunia AI,” katanya.

Laode menambahkan bahwa perkembangan yang sangat cepat sekali dan tentunya merupakan tantangan tersendiri bagi teman-teman elektromedis untuk menyesuaikan kompetensinya sesuai dengan kebutuhan zaman tadi.

Balik lagi ke perencanaan elektromedis di Indonesia, baik di Jawa maupun di luar pulau Jawa masih sangat-sangat kekurangan tenaga elektromedis untuk menunjang transformasi pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya meningkatkan kapasitas rumah sakit di Indonesia

Sehingga mampu untuk memberikan pelayanan untuk kasus-kasus yang terkait dengan kanker, jantung, stroke, uronekrologi, termasuk kesehatan anak.

“Saat ini kita sedang berkoordinasi terus-menerus dengan kementerian pendidikan tinggi untuk mulai mereview moratoriumnya terhadap politeknik, khususnya politeknik kesehatan dalam memproduksi elektromedis. Dan kita telah menyepakati beberapa poin-poin. Salah satunya terkait basis dalam pembukaan prodi elektromedis berdasarkan perencanaan yang telah kami buat dan telah dipublikasikan kepada seluruh publik,” paparnya.

Berita Terkait :  Tingkatkan Kompetensi SDM, Perumda Air Minum Trunojoyo Sampang Gelar Pelatihan

Di Indonesia sendiri masih sangat kekurangan tenaga elektromedis, masih jauh dari kata ideal untuk memenuhi kebutuhan yang ada, baik kebutuhan untuk mendukung performa rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lain yang milik pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota.

Juga untuk mendukung pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan milik masyarakat atau milik swasta. “Oleh karena itu komitmen kita sekali lagi kita bukan hanya berkomitmen untuk memenuhi jumlah sesuai dengan kebutuhan tadi, tapi juga kita berkomitmen untuk melakukan pemerataan lulusan elektromedis di Indonesia,” tuturnya.

Bagi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur adalah Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, bahwa tugasnya adalah menjamin sesuai dengan visi-misi presiden untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan kepada masyarakat.

“Ke depan nanti kalau bisa layanan berbasis AI. Layanan yang nanti menyambung dengan isu teknologi yang lebih canggih. Tapi yang jelas semua harus saling kolaborasi sehingga isu yang kita tawarkan adalah mutu layanan bagus tapi tetap ada kendali biayanya. Supaya teknologi itu tidak menggambarkan harus lebih mahal Tapi lebih cenderung tetap ada sisi efisiensi, ada efektivitas, ada peningkatan mutu layanan. Semoga kegiatan hari ini bisa memberikan manfaat yang terbaik,” tandas Prof Erwin.

Sementara itu, tenaga elektromedis di Jatim total ada 711 tenaga yang dirasa masih sangat kurang.

“Kalau Jatim ada 40 juta jiwa, berarti idealnya harus menyiapkan 2 ribu tenaga elektromedis. Nah, jadi kekurangannya seperti itu, cuma ini masih sisi jumlah. Yang kita mau selain jumlah juga distribusi supaya nanti semua kabupaten, kota, rumah sakit bisa menempatkan tim yang canggih-canggih terkait dengan elektromedis,” jelasnya.

Berita Terkait :  KAI Daop 8 Surabaya Siap Operasikan 58 Lokomotif dan 417 Kereta Angkutan Lebaran 2025

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, Prof Erwin mengatakan bahwa untuk kekurangan ini, filosofinya bukan hanya tanggung jawab kabupaten, kota, provinsi, tapi juga menyangkut isu nasional.

“Sehingga nanti teman-teman dari pengurus pusat diharapkan, ya produksi kalau bisa ditambah. Tapi jangan lupa mutunya diperhatikan, nanti setelah mutu selesai, distribusinya. Ini nanti menjadi pola yang akan disetting oleh teman-teman dari kementerian kesehatan. khusus tugas kita kan menggugahnya, bagaimana implementasi di lapangan supaya semuanya bisa terfasilitasi,” pungkasnya.

Dirut RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha Muliana Lumogom Siahaan juga menegaskan bahwa di era teknologi yg semaju sekarang ternyata elektomedis menjadi profesi yang sangat dicari.

“Seluruh RS menggaungkan bahwa harus menjadi smart, digital hospital, elektromedis menjadi profesi yang sangat penting. Jadi seluruh kegiatan di rumah sakit terhubung dengan teknologi. Sekarang kalau mau ngukur tensi tak ada yang manual, semua terhubung dengan teknologi,” tandasnya.

Apalagi semua peralatan di RS itu jadi pegangannya elektromedis. Karena semua barang harus masuk ke dalam EMR RS. “Tidak bisa tanpa elektromedis dan harus ada, harus bener-benar memantau setiap alat. Salah memberi navigasi kepada dokter, selesai dokternya,” katanya.

Untuk teman-teman elektromedis sekarang kita berhadapan dengan alat yang luar biasa, yaitu AI. “Jangan-jangan alat lebih pintar daripada kita. Untuk itu elektromedis harus meningkatkan skilnya. Dan IKTEMI harus ada yang belajar ke luar negeri. Karena di luar negeri profesi itu sangat dihargai,” ujar dr. Martha.[riq.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru