Kota Madiun, Bhirawa
Media massa memiliki peranan penting untuk penyebaran informasi yang akurat kepada masyarakat. Untuk itu, Bawaslu Kota Madiun mengajak rekan-rekan media di Kota Pendekar agar turut serta menangkal hoax, ujaran kebencian, dan politisasi SARA. Khususnya, dalam pelaksanaan Pilkada 2024.
Pada Media Gathering yang dilaksanakan Bawaslu Kota Madiun di Tomoro Coffee, Rabu (30/10). Dalam kesempatan tersebut, komisioner Bawaslu menggelar dialog bersama perwakilan media di Kota Madiun.
”Melalui kegiatan ini kami mengajak semua elemen masyarakat bisa turut serta melaksanakan pengawasan terhadap jalannya Pilkada,” tutur Ketua Bawaslu Kota Madiun Wahyu Sesar Tri Sulistyo.
Di sisi lain, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Madiun Siswo Widodo juga meminta komitmen Bawaslu untuk pro aktif terhadap media. Khususnya, saat dimintai keterangan oleh awak media. Sehingga, informasi yang beredar tidak simpang siur dan mendapatkan kejelasan dari pihak terkait. Dalam hal ini, Bawaslu. ”Jangan sampai wartawan ingin meng-update berita lalu hanya disemayani oleh anggota Bawaslu,” ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Mataraman Arief Hidayat menegaskan bahwa media tidak diperkenankan ikut atau terlibat dalam ‘meramu’ hoax dan ujaran kebencian. Justru, media memberikan layanan edukasi, baik kepada masyarakat, peserta, maupun penyelenggara pemilu.
Senada dengan hal tersebut, Praktisi Media Kediri Hari Tri Warsono mengungkapkan bahwa hoax dan ujaran kebencian seringkali ditemukan di media sosial yang notabene banyak diakses masyarakat.
”Wartawan tidak mungkin produksi hoax. Penyebaran hoax banyak di media sosial. Negative campaign boleh selama disertai data dan fakta, tapi jangan black campaign atau menjelekkan orang lain,” tegasnya. [dar.wwn]