Kota Probolinggo, Bhirawa
Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, lakukan pertemuan bersama wartawan di Elmat Café, Kamis (18/9) dalam tajul Ngopi Bareng Wartawan. Kesempatan ini menjadi ruang dialog terbuka membahas capaian pembangunan sekaligus menampung berbagai kritik dan masukan terkait isu sosial di daerah.
Dalam paparannya, Wali Kota menyebut pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo dalam enam bulan terakhir mencapai 5,52 persen secara kumulatif, lebih tinggi dari nasional maupun Provinsi Jawa Timur.
Secara tahunan, angkanya mencapai 5,85 persen. Angka kemiskinan pun turun 0,49 persen hanya dalam waktu setengah tahun.
“Angka kemiskinan turun signifikan sebesar 0,49% hanya dalam waktu enam bulan. Padahal, dalam lima tahun terakhir kita hanya turun 0,2%. Ini capaian luar biasa yang harus kita jaga bersama,” jelasnya.
Ia menambahkan, geliat ekonomi perlu terus diperkuat lewat kegiatan masyarakat dan event besar. Salah satunya, Batik In Motion yang akan digelar 19-21 September sebagai rangkaian Hari Jadi Kota Probolinggo ke-666. Ajang itu ditargetkan memutar uang hingga Rp2,5 miliar di kota.
Namun, dalam sesi tanya jawab, sejumlah persoalan sosial ikut mengemuka. Perwakilan wartawan menyoroti belum adanya Perwali pelaksanaan Perda Bantuan Hukum bagi masyarakat miskin, keterbatasan personel keamanan di tingkat wilayah, hingga kebutuhan BPS agar tidak hanya menyajikan data, melainkan juga solusi konkret.
Kepala BPS Kota Probolinggo, Mouna Sri Wahyuni, menegaskan pihaknya menghasilkan data objektif. Berdasarkan catatan BPS, angka kemiskinan kini berada di level 5,69 persen, turun dari 6,18 persen pada 2024. Sementara pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua 2025 tercatat 4,80 persen, didorong sektor pertanian, perikanan, perdagangan, dan transportasi.
“Angka kemiskinan Kota Probolinggo saat ini 5,69%, turun dari 6,18% pada 2024. Bahkan tingkat kedalaman kemiskinan juga membaik, hanya 0,36%. Angka ini menggambarkan efektivitas program pemerintah kota,” jelasnya.
Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Rico Yumasri, menambahkan bahwa kondusivitas kota terjaga berkat kolaborasi semua pihak, termasuk media. Meski keterbatasan personel masih jadi kendala klasik, Polres memastikan optimalisasi peran Bhabinkamtibmas dan penguatan tiga pilar Pemda-TNI-Polri.
Sorotan juga datang dari LSM LIRA yang mengingatkan soal tingginya angka pengangguran serta dugaan harga pupuk subsidi melebihi HET. Menanggapi hal itu, Wali Kota menegaskan program ketenagakerjaan tengah didorong melalui kerja sama perusahaan dan koperasi yang menyalurkan dana bergulir bagi UMKM. Sementara Kapolres berjanji menindaklanjuti dugaan penyimpangan harga pupuk.
Wali Kota menutup pertemuan dengan menekankan pentingnya sinergi pemerintah, media, masyarakat, hingga dunia usaha. “Ngopi bareng ini bukan sekadar ngobrol, tapi membangun komunikasi yang menjaga arah pembangunan kota tetap kondusif,” pungkasnya. [fir.gat]


