Workshop Pengenalan Klasifikasi Biji Kopi yang melibatkan kelompok Difabel Mata Hati.
Surabaya, Bhirawa.
Dosen Ilmu Komunikasi Untang Surabaya menggandeng Komunitas Mata Hati pada program Pengembangan Produk “KOPICEK” Sebagai Upaya Pemberdayaan Kelompok Difabel Mata Hati. Program ini berlangsung dari 19 hingga 30 Agustus 2024 di The Southern Hotel Jemursari, Surabaya dan Base Camp Komunitas Mata Hati, Jln. Rungkut Asri XIII no.16. Program ini terdiri dari lima kegiatan pelatihan dan empat kegiatan pendampingan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan kelompok difabel Mata Hati dalam meningkatkan kualitas, mengembangkan dan mempertahankan eksistensi produk KOPICEK agar lebih dikenal di masyarakat.
Program pengabdian masyarakat ini terdiri dari 5 kegiatan pelatihan yang meliputi, pengenalan klasifikasi biji kopi, penggunaan mesin kopi otomatis untuk memproduksi kopi dengan efisiensi tinggi, quality control produksi kopi, teknik dan prosedur pengemasan produk kopi serta strategi promosi produk KOPICEK. Sedangkan 4 pendampingan yang dilakukan meliputi, pendampingan langsung dalam penggunaan mesin kopi otomatis untuk memastikan operasional yang efektif, pengendalian kualitas untuk memastikan produk memenuhi standar, proses produksi packaging untuk memastikan kemasan produk yang efektif dan menarik serta pendampingan dalam upaya promosi produk KOPICEK dengan mitra bisnis untuk meningkatkan jangkauan pasar.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari Hibah DRTPM Tahun Pendanaan 2024 dan dilaksanakan oleh tim pelaksana yang terdiri dari Dosen Ilmu Komunikasi dan Teknik Industri dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberdayakan kelompok difabel tuna netra, membangun eksistensi brand KOPICEK, dan meningkatkan keterampilan anggota komunitas difabel. Dengan adanya program ini, diharapkan komunitas difabel dapat meningkatkan kualitas produk, membangun relasi yang baik, dan meraih kesempatan ekonomi yang lebih baik, khususnya menunjang perekonomian mandiri mereka.
Menurut salah satu peserta,
“Program ini sangat berarti bagi kami. Selain belajar bagaimana mengelola dan mempromosikan produk, kami juga merasa lebih dihargai dan diberdayakan. Kami berharap KOPICEK dapat semakin dikenal dan diterima di pasar.” Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan komunitas difabel dapat memperoleh keterampilan yang bermanfaat, meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki, dan meraih kesempatan ekonomi yang lebih baik. Program ini diharapkan dapat menjadi model bagi upaya pemberdayaan difabel di masa depan. (why.hel)