Seiring dengan meningkatnya pengguna internet, masyarakat semakin terhubung melalui berbagai platform media sosial. Internet ibarat pisau bermata dua, karena memungkinkan masyarakat berkomunikasi dan berinteraksi secara cepat, namun di sisi lain media sosial juga membawa dampak negatif untuk menyebarkan informasi hoax, ujaran kebencian, pemutarbalikan fakta, provokasi, serta hal-hal yang berkaitan dengan SARA, terorisme, dan sebagainya. Untuk itu, literasi media sosial menjadi semakin penting seiring meningkatnya jumlah pengguna internet.
Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia pada awal tahun 2024 mencapai 221,56 juta orang, atau sekitar 79,5% dari total populasi Indonesia yang diperkirakan 278,7 juta jiwa. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2023, yang tercatat sebesar 78,19%. Peningkatan pengguna internet di Indonesia terus konsisten dalam lima tahun terakhir, mencerminkan tren positif dalam adopsi teknologi dan akses informasi. Generasi Z (kelahiran 1997-2012) menyumbang pengguna internet terbesar, dengan penetrasi sebesar 87%, diikuti oleh generasi milenial dengan 93%. Selain itu, mayoritas pengguna internet berasal dari wilayah urban, dengan kontribusi 69,5%, sementara daerah rural menyumbang 30,5%,(Kompas,15/9/2024).
Itu artinya, pengguna internet di negeri ini menunjukkan animo yang tinggi, serta semakin menandakan bahwa penetrasi internet di negeri ini semakin luas, baik di daerah urban maupun rural. Itu membuktikan bahwa aksesibilitas infrastruktur teknologi di negeri inipun terlihat semakin merata, dengan diimbanginya peningkatan penggunaan perangkat mobile. Mayoritas pengguna berasal dari wilayah urban, di mana penetrasi internet mencapai 69,5%, sementara daerah rural menyumbang sekitar 30,5%. Generasi muda, terutama Generasi Z dan milenial, mendominasi pengguna internet, yang menunjukkan adopsi teknologi yang kuat di kalangan generasi ini.
Melihat fakta yang demikian, maka perlu adanya proses literasi media sosial ke seluruh lapisan masyarakat, baik itu pelajar dan mahasiswa maupun masyarakat umum, sehingga media sosial yang kita pakai jauh lebih sehat dengan konten-konten positif yang membawa manfaat bukan saja bagi kita sendiri, tetapi juga bagi komunitas dan lebih dari itu bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Asri Kusuma Dewanti
Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Malang