25 C
Sidoarjo
Wednesday, December 10, 2025
spot_img

Disnakertrans Jatim Rumuskan Kurikulum Pelatihan yang Selaras Kebutuhan Industri

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur menggelar Rapat Penyusunan Kurikulum Program Pelatihan di Ruang Wawasan, Rabu (10/12).

Kegiatan ini digelar untuk memperkuat relevansi pelatihan Balai Latihan Kerja (BLK) dengan kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI), sekaligus menjawab perubahan cepat dalam dunia ketenagakerjaan.

Kepala Disnakertrans Jatim, Sigit Priyanto, S.T., M.M., dalam sambutannya menegaskan bahwa kurikulum merupakan komponen paling strategis dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten dan berdaya saing.

“Landscape ketenagakerjaan berubah sangat cepat. Digitalisasi, otomatisasi, industri kreatif, energi baru, dan layanan berbasis teknologi menuntut kurikulum yang adaptif dan berbasis data,” ujarnya.

Kegiatan diikuti para Kepala Seksi Pelatihan dan Sertifikasi, Tim Penyusun Program Pelatihan UPT BLK se-Jawa Timur, Pengurus HILK, serta narasumber dari sektor industri seperti PT PAL, PT Bambang Djaja, PT Omah Pionir Ngalam, PT Prima Duta Sejati, Dinas Koperasi dan UKM Jatim, dan KADIN Institute.

Kegiatan diikuti para Kepala Seksi Pelatihan dan Sertifikasi, Tim Penyusun Program Pelatihan UPT BLK se-Jawa Timur, Pengurus HILK, serta narasumber dari sektor industri seperti PT PAL, PT Bambang Djaja, PT Omah Pionir Ngalam, PT Prima Duta Sejati, Dinas Koperasi dan UKM Jatim, dan KADIN Institute.

Sebelumnya, Plt. Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas, Aleixio Da Silva menyampaikan kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pelatihan di lingkungan BLK. Rapat ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa penyusunan kurikulum benar-benar selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan industri serta perkembangan teknologi yang terus bergerak cepat.

Berita Terkait :  Pj Bupati Madiun Hadiri FGD Penyusunan Masterplan Kawasan Industri

Aleixio menegaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah menyatukan pemahaman antar-UPT BLK mengenai arah pengembangan vokasi, mengharmonisasi rancangan kurikulum, serta mengintegrasikan masukan industri ke dalam struktur kompetensi dan materi pelatihan.

“Dengan cara itu, kompetensi lulusan BLK diharapkan mampu mengikuti tuntutan tenaga kerja saat ini maupun proyeksi kebutuhan masa depan,” kata Aleixio didampingi Kepala Seksi Pembinaan Kelembagaan Pelatihan, Silvia Guma Daryanti.

Dalam sesi paparan narasumber, Direktur Kadin Institute, Nurul Indah Susanti menegaskan bahwa kebutuhan tenaga kerja di Jawa Timur terus meningkat seiring pertumbuhan sektor industri.

Data BPS mencatat jumlah angkatan kerja Jatim pada Agustus 2025 mencapai 24,76 juta orang, naik 282,42 ribu orang dibanding tahun sebelumnya.

Namun peningkatan ini belum diiringi kecocokan kompetensi di lapangan karena banyak lulusan masih membawa keterampilan generik.

Kesenjangan tersebut dipicu percepatan digitalisasi dan otomasi yang menuntut keterampilan teknis dan non-teknis yang lebih spesifik.

Ia menjelaskan bahwa sektor manufaktur menjadi tulang punggung perekonomian Jatim dengan kontribusi 31,42% PDRB industri pengolahan, serta menampung lebih dari 6.151 perusahaan menengah dan besar.

Selain manufaktur, sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, jasa, dan ekonomi kreatif juga menjadi penopang signifikan ekonomi provinsi.

Menurutnya, pemenuhan kebutuhan tenaga kerja hanya dapat tercapai apabila SDM dibekali hard skill dan soft skill yang relevan dengan tuntutan industri.

“Pengembangan vokasi, pemagangan, serta penguatan sinergi kampus-industri menjadi kunci dalam menutup kesenjangan kompetensi,” ujarnya.

Berita Terkait :  BPBD Jatim Cek Kesiapan Both Informasi Bulan PRB di Bandara Juanda

Ia menambahkan empat prioritas pengembangan industri Jatim, yakni penguatan manufaktur, peningkatan nilai tambah pertanian-pariwisata, penguatan inovasi ekonomi kreatif, dan perluasan akses pasar domestik-global.

Rangkaian rapat meliputi pembukaan, panel industri, diskusi lintas sektor, hingga sesi finalisasi kurikulum. Seluruh proses diarahkan untuk memperkuat struktur kompetensi, materi pelatihan, serta standar implementasi di masing-masing BLK.

Kurikulum yang dihasilkan diharapkan implementatif, mudah diterapkan, dan berdampak nyata terhadap peningkatan kompetensi peserta.

Dengan terselenggaranya forum ini, Disnakertrans Jatim menargetkan kurikulum pelatihan yang lebih adaptif, relevan, dan berorientasi kebutuhan pasar kerja. Lulusan BLK diharapkan memiliki daya saing tinggi dan siap memasuki dunia kerja, baik di dalam maupun luar negeri. [rac.dre]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru