Pemprov, Bhirawa
Dinsos Jatim memulangkan belasan orang terlantar (OT) yang juga korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) ke daerah asal masing-masing, Senin (30/9) .
Belasan OT iniantaranya satu dari Lampung, dua dari DKJI Jakarta dan empat belas OT korban TPPO juga didampingi pemulangannya ke Dinsos Provinsi Jawa Barat. Selain itu tiga orang lainnya didampingi pula pemulangan ke Dinsos Provinsi Jawa Tengah.
“Ini merupakan kiriman klien dari UPT RSBKW (Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Bina Karya Wanita) Kediri, dengan fasilitas pemulangan orang telantar Dinsos Jatim yang terekam dalam aplikasi Simlontar Rek (Sistem Informasi Orang Terlantar yang Terintegrasi dan Teredukasi),” Kepala Bidang Penanganan Bencana Sosial Sukardi SH MSi, Rabu (2/10).
“Tiga tim kami terjunkan ke Dinsos Jateng, Dinsos Jabar dan Dinsos DKI Jakarta untuk mendampingi orang telantar korban TPPO. Total jumlahnya ada 20 orang yang kami antar dan semua korban perempuan,” lanjut Sukardi.
Sebelumnya, upaya koordinasi dan penelusuran sudah dilakukan oleh tim Simlontar Rek yang dibantu oleh Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Provinsi Jawa Timur, Nursholeh. Dikarenakan beberapa klien yang tidak mempunyai atau tidak membawa identitas KTP. Pemulangan mereka juga dilakukan serentak, sebab upaya koordinasi dengan pihak setempat masing-masing sudah diselesaikan.
Rasa syukur dan bahagia dirasakan oleh semua klien. Sebab mereka bisa kembali ke daerah asalnya, meskipun tidak membawa hasil jerih payahnya selama mereka bekerja.
“Alhamdulillah, dari kemarin ketemu dan dikelilingi orang-orang baik. Terimakasih Dinsos Jatim, saya izin pamit dulu. Semoga rejeki tim Dinsos Jatim lancar,” ujar klien berinisial TT asal Kabupaten Bandung sambil menangis dan melambaikan tangannya karena akan berpisah.
Sementara itu NH , salah satu OT asal lLampung yang dipulangkan Dinsos Jatim mengisahkan awal mimpi buruk nya. Alih-alih bekerja dan pulang membawa uang dari jerih payahnya, gadis berusia 21 tahun ini malah pulang didampingi oleh Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur ke Dinsos Provinsi DKI Jakarta, Senin (30/9).
Bersama dua orang rekannya, NH sendiri harus melanjutkan perjalanan kepulangannya hingga ke Provinsi Lampung, sesuai domisili yang tertera di kartu identitasnya. Sedangkan, dua orang rekannya ada yang berhenti di Jakarta, ada pula yang dijemput oleh Dinsos Provinsi Banten.
NH dan rekannya merupakan OT korban TPPO melalui media sosial Facebook. Di mana mereka dijanjikan pekerjaan sebagai pramusaji di Kota Surabaya, dengan gaji UMR kota tersebut. Sekaligus iming-iming fasilitas tempat tinggal asrama.
“Ketika saya berhasil kontak si adminnya itu, saya langsung meng-iyakan. Dan mereka menjemput saya menggunakan travel. Ketika perjalanan kok sampe Surabaya gak boleh turun, malah di bawa ke Pasuruan jadi pendamping karaoke,” terang anak terakhir dari enam bersaudara ini.
“Saya terpojok, kalau pun pulang harus bayar travel Rp 900 ribu. Sedangkan gaji baru keluar tiga bulan sekali. Saya coba bertahan selama 29 hari di sana, padahal ini bukan pekerjaan yang saya mau,” imbuhnya.
Sementara dalam kesempatan ini, Dinsos Provinsi Jawa Barat yang menerima kepulangan 14 OT korban TPPO yang diwakili oleh Pekerja Sosial Dra Linda Elfida D mengucapkan rasa terima kasihnya. Karena koordinasi berjalan cepat dan tepat.
“Sebelumnya terimakasih banyak Dinsos Jatim dalam upaya pelayanan pendampingan orang telantar warga kami. Ke depannya semoga koordinasi dan silaturahmi ini bisa kita jaga, untuk bisa menyelesaikan permasalahan sosial yang ada disekitar kita. Khususnya orang telantar,” tuturnya. [rac.gat]