Kab Malang, Bhirawa.
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur (Dinsos Jatim) melangsungkan monitoring dan evaluasi terhadap beberapa program seperti Program Bantuan Sosial Kemiskinan Ekstrim (KE) dan Program Keluarga Harapan Plus.
Salah satunya melalui Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinsos Jatim mengadakan monitoring dan evaluasi (monev) penyaluran bantuan sosial (bansos) kemiskinan ekstrem (KE) di Kabupaten Tulungagung.
Kegiatan monev dilaksanakan melalui home visit atau kunjungan ke rumah penerima manfaat (PM) yang berada di empat kecamatan atau di delapan desa yang berbeda. Di Desa Talun Kulon di Kecamatan Bandung, Desa Sanggrahan, Desa Dono, dan Desa Wajak Kidul di Kecamatan Boyolangu. Lalu, Desa Demuk dan Desa Panggunguni di Kecamatan Pucanglaban, Desa Siyotobagus di Kecamatan Besuki.
“Total penerima bansos KE di Kabupaten Tulungagung sejumlah 22 PM dari 11 Kecamatan. Bantuan tersebut adalah bantuan Usaha Ekonomi Produktif Kemiskinan Ekstrem, dengan nominal bantuan sebesar Rp 1,5 juta per penerima. Bantuan tersebut diperuntukkan sebagai modal usaha sesuai dengan rencana anggaran biaya yang mereka ajukan sebelumnya. Dan diharapkan hasilnya dapat menurunkan beban pengeluaran keluarga PM,” ungkap Kepala Bidang Linjamsos Hazizah SH MH.
Pendamping Program Bansos KE Kabupaten Tulungagung Imam menyatakan, bantuan ini sangat bermanfaat bagi warga/PM yang memang secara ekonomi berada dalam kondisi miskin ekstrem. Beberapa PM membuka usaha dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, terutama bambu
“Mereka memanfaatkannya dengan membuat anyaman untuk kandang maupun besek ikan. Sehingga bantuan yang diterima dibelanjakan peralatan maupun untuk bahan,” jelas Imam.
Dari kunjungan rumah ke beberapa PM sebagai sampling, diketahui mereka menjalankan usaha mulai dari membuat olahan bambu dan kayu, membuka toko kelontong, hingga menjual makanan ringan.
“Terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jatim, Dinsos Jatim atas perhatiannya kepada warga Tulungagung. Dan bantuan yang diterima PM semoga bisa menambah penghasilan keluarga atau paling tidak menurunkan beban pengeluaran keluarga,” ungkap Sekretaris Dinsos Kabupaten Tulungagung Ali Mochtar.
Kemudian Bidang Linjamsos Dinsos Jatim mengadakan monev penyaluran bantuan sosial PKH Plus tahap I di Kabupaten Probolinggo. Lokasi pertama monev dilakukan di Desa Pohsangit Tengah, Kecamatan Wonomerto, dengan mengunjungi dua keluarga penerima manfaat (KPM). Selain monev, Bidang Linjamsos juga menyalurkan sembako kepada lansia.
Salah satu penerima bantuan, Pari mengaku sangat terbantu, apalagi Pari hanya tinggal bersama anaknya yang tidak bekerja. “Saya sangat berterima kasih sekali. Bantuan sosial ini saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya
Berlanjut ke lokasi kedua, Bidang Linjamsos melakukan monev di Desa Tunggak Cerme, Kecamatan Wonomerto. Terdapat tiga KPM lansia yang dikunjungi. Salah satunya adalah Sabuyan. Ia mengatakan, sangat bersyukur, karena bantuan ini sangat diharapkan di tengah kondisinya yang sakit-sakitan dan anaknya yang merupakan menyandang gangguan mental.
“Terima kasih banyak. Karena dari Dinsos Jatim juga turut turun langsung untuk melihat sekaligus memeriksa ulang keadaan lansia penerima PKH Plus. Semoga program ini selalu ada dan diperpanjang di tahun depannya,” kata Koordinator Pendamping PKH Plus Kabupaten Probolinggo.
Bidang Linjamsos Dinsos Jatim melaksanakan monev penyaluran bantuan sosial PKH Plus tahap I di Kabupaten Malang. Monev ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Forkopimcam yang berperan penting dalam pengawasan dan dukungan terhadap program ini.
Hasil pemutakhiran data tahap I menunjukkan, sebanyak 778 keluarga penerima manfaat (KPM) lansia PKH Plus di Kabupaten Malang dinyatakan eligible. Sedangkan, 90 lainnya non-eligible, dengan total jumlah KPM mencapai 862. Yang menggembirakan, tidak ada pemotongan bantuan kepada KPM lansia. Ini menunjukkan komitmen penuh dalam mendukung kesejahteraan mereka.
Bantuan sosial ini dimanfaatkan dengan baik oleh KPM lansia, terutama untuk pemeriksaan kesehatan, pembelian obat-obatan, dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Di Kecamatan Wagir, tercatat 37 KPM lansia PKH Plus yang merasakan manfaat dari program ini.
Namun, ada beberapa kendala yang ditemukan. Di mana dari total 862 KPM tahap I, sebanyak 90 KPM belum menerima bantuan. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi semua pihak yang terlibat, untuk memastikan seluruh bantuan dapat tersalurkan secara merata.
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang beriringan dengan program PKH Plus di Kecamatan Wagir juga dilakukan secara rutin, tiap tiga kali sebulan. Ini adalah bagian dari upaya terus-menerus untuk memastikan bahwa lansia mendapatkan perawatan dan perhatian yang mereka butuhkan.
“Saya berharap bantuan sosial bagi lansia ini tetap berlanjut, sehingga dapat membantu kehidupan lansia,” kata Wasiah, lansia penerima bantuan asal Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir.
Beberapa saran dan tindakan juga diajukan untuk meningkatkan efektivitas program ini. Pertama, lansia yang belum memiliki e-KTP diharapkan dapat menggunakan surat keterangan domisili dari perangkat desa. Kedua, lansia diingatkan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin di puskesmas, poskesdes, hingga polindes setempat. Terakhir, direkomendasikan untuk menambah titik penyaluran oleh Bank Jatim guna memudahkan proses penyaluran bantuan sosial kepada keluarga penerima manfaat.
Forkopimcam dan semua pihak yang hadir dalam acara ini berkomitmen untuk terus mendukung kesejahteraan lansia dan KPM, sehingga kualitas hidup mereka dapat terus ditingkatkan. Program PKH Plus di Kabupaten Malang juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal penyaluran bantuan sosial yang efektif dan tepat sasaran.
Bidang Linjamsos Dinsos Jatim melakukan penyaluran bansos PKH Plus tahap dua tahun 2024 di Kabupaten Bojonegoro. Pencairan dana PKH Plus ini dilaksanakan di dua tempat dengan waktu berbeda.
Penyaluran pertama dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Sukosewu, dengan nominal yang disalurkan sejumlah Rp 500 ribu per lansia. Jumlah penerima manfaat (PM) yang hadir sebanyak 116 lansia. Selain itu, turut hadir enam Pendamping PKH Plus, Kepala Seksi Kesejahteraan Masyarakat (Kasi Kesra) Kecamatan Sukosewu dan petugas Bank Jatim.
Di lain sisi, salah satu penerima PKH Plus, Ijah mengungkapkan rasa terima kasihnya yang mendalam. “Saya sangat berterima kasih, bisa mendapatkan bantuan untuk belanja kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Kemudian, penyaluran kedua diadakan di Pendopo Kecamatan Bubulan, yang dihadiri oleh 62 PM lansia. Turut serta hadir tiga Pendamping PKH Plus, petugas Bank Jatim dan dua pihak kecamatan setempat. Dari 62 lansia yang hadir, dilaporkan semuanya menerima bantuan PKH Plus. [rac,cyn.wwn]