Pemkot Batu, Bhirawa.
Tantangan para tenaga medis dan tenaga kesehatan semakin tinggi di era transformasi ini. Karena itu dalam rangkaian Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 dan Hari Jadi ke-23 Kota Batu, Dinas Kesehatan (Dinkes) kota ini mengajak kedua kelompok ini menyiapkan diri menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap memberikan pelayanan kesehatan optimal. Hal ini dilakukan dengan menggelar Seminar Kesehatan di Hall Tumpapel Singhasari Resort Kota Batu, Sabtu (9/11).
Diketahui, adanya Undang- Undang (UU) nomor 17 tahun 2023 Tentang Kesehatan menuntut kabupaten/ kota yang ada di Negeri ini untuk menyesuaikan dengan melakukan Transformasi Kesehatan. Dan hal itu tidak hanya dilakukan dinkes, tapi juga tenaga Kesehatan dan tenaga medis untuk melakukan transformasi secara bersama.
“Semua informasi dan kebijakan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus tersampaikan kepada seluruh tenaga kesehatan dan tenaga medis. Karena itu hari ini kami menyelenggarakan seminar kesehatan bersama mereka,”ujar dr Yuni Astuti, Ketua Panitia HKN ke-60 Kota Batu, Sabtu (9/11).
Perempuan yang juga menjabat Sekretaris Dinkes Kota Batu ini menjelaskan bahwa dengan melalui seminar kesehatan ini diharapkan transformasi enam pilar sistem kesehatan bisa tersampaikan dan dipahami oleh para tenaga medis dan tenaga kesehatan yang ada di Kota Batu. Transformasi itu meliput, pelayanan primer, pelayanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Untuk memberikan pemahaman kepada para peserta, pemberian materi disampaikan langsung secara virtual oleh pihak berkompeten. Pemateri pertama, dr Indriya Purnamasari MARS selaku Ditjen Tenaga Kesehatan di Kemenkes RI. Kenudian penateri kedua drg Sulvy Dwi Anggraeni M Kes selaku Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinkes Provinsi Jatim.
Dengan melakukan Transformasi Enam Pilar Kesehatan ini, Pemkot Batu optimis mampu mendukung program Pemerintah Pusat dalam mewujudkan program Indonesia Emas tahun 2045. Karena jika transformasi kesehatan terlaksana dengan baik maka pelayanan kesehatan di Kota Batu akan lebih bermutu, berkualitas , dan bisa diakses oleh semua kelompok kasyarakat secara merata. “Dan pelayanan kesehatan ini tidak hanya dilakukan pada pelayanan kuratif untuk warga yang sedang sakit, tetapi juga pelayanan yang bersifat promotif maupun preventif,” jelas Yuni
Untuk bisa meraih target itu Dinkes Kota Batu berupaya mempersiapkan SDM melalui tranformasi kesehatan. Termasuk menjaring ide dan gagasan untuk dijadikan masukan untuk memajukan pelayanan di Lembaga Kesehatan Kota Batu.
Sementara, dalam paparan di seminar kesehatan, Ditjen Tenaga Kesehatan dr Indriya Purnamasari MARS mengatakan bahwa dalam UU nomor 17 tentang Kesehatan ini telah menegaskan bagaimana Upaya harus dilakukan dalam peningkatan SDM Tenaga Kesehatan (Nakes). “Kita harus menyiapkan kualitas tenaga Kesehatan yang memadai, baik mulai kompetensi hingga kedisiplinan sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat bisa lebih optimal,” jelas Indriya.
Dalam kesempatan ini, perwakilan Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia (PORMIKI), Ahmad Rifai menyampaikan bahwa pihaknya telah mempersiapkan SDM maupun alat kesehatan yang canggih. Namun kendala muncul dalam implementasinya. Karena alat kesehatan yang ada tersebut masih terpusat di daerah- daerah perkotaan.
Banyak masyarakat di desa- desa terpencil untuk melekukan rekam medis terkendala dengan jarak yang jauh. Karena itu Rifai berharap adanya advokasi dan kordinasi agar keberadaan alat kesehatan atau fasilitas kesehatan ini bisa dinikmati oleh masyarakat secara merata. “Warga pedesaan harus mengeluarkan uang hingga lima ratus ribu Rupiah hanya untuk biaya perjalanan saja,” ungkap Rafai.
Menjawab pengaduan ini, Indriyani mengatakan bahwa pihaknya untuk memperbaiki data warga untuk bisa mengoptimalkan Kartu Sehat. Untuk itu Kemenkes berupaya menjamin data dan safety dalam memberikan pelayanan kesehatan. “Kita berupaya menjaga privasi data dan mengoptimalkan JKN agar pelayanan dari alat Kesehatan ini tidak hanya dinikmato oleh warga yang mampu saja, tetapi juga warga yang kurang mampu,” jelas Indriyani.[adv.nas]