Kota Batu, Bhirawa
Pasca Lebaran 2025 ini Dinas Kesehatan Kota Batu mengajak warga Kota Wisata ini untuk menata kembali pola hidup sehat. Karena dari pantauan Dinkes Kota Batu, penyakit tidak menular (PTM) di kota ini mulai banyak menyerang warga usia muda.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinkes Kota Batu, dr Suzana Indahwati mengatakan bahwa PTM yang haris diwaspadai bersama seperti, hipertensi, diabetes, dan kanker. “Penyakit ini kini banyak menyerang usia muda akibat pola hidup tidak sehat. Karena itu penataan kembali pola hidup sehat harus segera kita lakukan bersama,” ujar Susan, panggilan akran Suzana Indahwaty, Rabu (9/4).
Ia menjelaskan bahwa pihaknya juga telah melakukan skrining kesehatan di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipatif untuk mendeteksi potensi PTM di kalangan ASN. Hasil skrining ini diharapkan dapat menjadi perhatian para pimpinan OPD agar para pegawai tetap sehat dan produktif dalam memberikan pelayanan publik. Apalagi PTM merupakan ‘silent killer’ yang patut diwaspadai.
Usai skrining internal di lingkup OPD Pemkot Batu, skrining akan diperluas ke 24 desa di Kota Batu pasca-Idulfitri 2025. Langkah ini bertujuan untuk menemukan potensi penyakit sejak dini agar dapat ditangani secara tepat sebelum berkembang lebih parah.
Di sisi lain, dalam setahun terakhir Dinkes Kota Batu juga juga telah melakukan upaya optimal dalam menekan angka stunting atau gizi buruk balita. Hasilnya, angka stunting berhasil ditekan dari 24 persen di tahun 2023 menjadi 10,37 persen per Februari 2025. Angka ini bahkan jauh di bawah target nasional sebesar 14 persen.
Keberhasilan menekan angka stunting ini berkat dilakukannya pendekatan terpadu yang meliputi, peningkatan kualitas SDM, penyediaan sarana prasarana, dan intervensi langsung kepada keluarga balita sasaran. Keberhasilan ini tak lepas dari sinergi lintas sektor, termasuk partisipasi aktif masyarakat. Tingkat kehadiran anak di Posyandu mencapai 98,81 persen dengan 11.031 dari total 11.361 balita hadir untuk dipantau pertumbuhannya.
“Dan anak-anak yang terindikasi mengalami stunting diperiksa langsung oleh dokter spesialis dan, bila diperlukan, dirujuk untuk penanganan lanjutan atau diberikan edukasi gizi serta pola asuh kepada orang tua,” ujar dr Hasanatul Mardiyah Hisyam, KabidKesehatan Masyarakat di Dinkes Kota Batu. Dan dengan pendekatan terpadu yang telah dilakukan akhirnya angka stunting Kota Batu bisa menurun signigikan menjadi 10,37 persen. [nas.ca]


