28 C
Sidoarjo
Wednesday, December 17, 2025
spot_img

Digitalisasi Usaha Jasa Perawatan Taman dan Budidaya Rumput Gajah Mini


Oleh:
Sananta Dewa Rafael Paty
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) R33 Subkel 3 Angkatan 2022 Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya di Desa Segunung, Dlanggu, Mojokerto

Di tengah derasnya arus digitalisasi, pelaku usaha mikro di desa tidak boleh tertinggal. Teknologi yang dulunya identik dengan industri perkotaan kini menjadi jembatan bagi UMKM di pedesaan untuk naik kelas. Hal ini saya alami sendiri sebagai mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diterjunkan ke Desa Segunung, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Salah satu pengalaman paling berkesan datang dari interaksi saya dengan Bapak Daron, pelaku usaha jasa taman dan budidaya rumput gajah mini di desa tersebut.

Usaha yang digeluti Bapak Daron sudah berlangsung cukup lama. Beliau melayani jasa pembuatan dan perawatan taman, sekaligus membudidayakan rumput gajah mini yang dikenal karena tampilannya yang rapi, tahan cuaca, dan minim perawatan. Meski begitu, usaha beliau masih bersifat konvensional-mengandalkan promosi dari mulut ke mulut dan pesanan lokal. Padahal, potensi dari usaha ini begitu besar, tidak hanya dari sisi estetika taman, tapi juga dari aspek ekologis dan ekonomi.

Melalui program KKN dengan judul “Digitalisasi Usaha Jasa Perawatan Taman dan Budidaya Rumput Gajah Mini,” saya bersama tim mencoba memperkenalkan berbagai perangkat digital sederhana. Kami membantu membuatkan akun media sosial untuk branding, katalog layanan digital dalam format PDF, serta mendaftarkan lokasi usaha ke Google Maps agar lebih mudah ditemukan oleh konsumen luar desa.

Berita Terkait :  Generasi Merdeka dari Perbudakan Situs Online

Tidak hanya itu, pelatihan singkat kami berikan mengenai cara menggunakan WhatsApp Business untuk menerima pesanan, merespon pelanggan dengan cepat, hingga menampilkan katalog produk. Respons positif pun mulai terlihat-jumlah pertanyaan dari luar desa meningkat, dan brand lokal “Bapak Daron” kini mulai dikenal di tingkat kecamatan.

Yang membuat pengalaman ini sangat berkesan adalah semangat belajar Bapak Daron yang luar biasa.

Di tengah keterbatasan akses, beliau menunjukkan bahwa pelaku usaha di desa pun mampu beradaptasi jika diberi kesempatan, bimbingan, dan ruang berekspresi. Bahkan, beliau mulai merancang jasa konsultasi desain taman secara online, sebuah langkah inovatif yang sebelumnya tak pernah terpikirkan.

Pengalaman ini menjadi bukti nyata bahwa digitalisasi tidak harus dimulai dengan perangkat canggih atau aplikasi mahal. Cukup dengan pemahaman dasar, media sosial, dan kemauan untuk belajar, pelaku usaha kecil di desa bisa tampil bersaing dan berkembang. Transformasi digital adalah tentang mindset, bukan semata alat.

Kisah Bapak Daron bukan hanya cermin keberhasilan individu, melainkan refleksi dari potensi besar desa yang selama ini tersembunyi. Jika pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan komunitas lokal bersinergi, maka desa seperti Segunung dapat menjadi pionir dalam gerakan ekonomi digital berbasis kearifan lokal.

Sudah saatnya desa tidak lagi hanya menjadi objek pembangunan, tetapi menjadi pelaku utama dalam mewujudkan kemandirian ekonomi. Digitalisasi usaha jasa taman dan budidaya rumput gajah mini hanyalah satu contoh kecil, namun dampaknya bisa besar-bagi keluarga, masyarakat, dan masa depan desa itu sendiri. Dalam penulisan artikel ini dibantu anggota KKN R33 Subkel 3 yakni: Adika Abhipraya P, Diananda Prakarsa W, Novita Ageng R, Lola Via Marcellina. [*]

Berita Terkait :  Bom Waktu Ujaran Kebencian

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru