Kab Malang, Bhirawa.
Musim kemarau seperti sekarang ini, debit air di Bendungan Lahor yang berada di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang mulai menyusut Sedangkan bendungan itu memiliki kedalaman 35 meter, namun kini hanya sedalam 17 meter, akibat penyusutan debit air. Sehingga dengan penyutan air tersebut telah berdampak pada usaha keramba dan pemancing ikan air tawar.
Menurut, salah satu warga Desa Kalipare, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang Sudarsono, Selasa (29/10), kepada wartawan, bahwa Bendungan Lahor terlihat airnya menyusut sejak bulan Juli 2024. Sehingga dengan penyusutan air itu telah mempengaruhi usaha sebagian waga Desa Kalipare. Karena mereka memiliki usaha kerambak dan pemancing ikan. “Surutnya air Bendungan Lahor disaat musim kemarau selalu terjadi penguarangan debit air. Sehingga untuk menormalkan kembali usaha kerambak, tentunya menunggu musim penghujan, yang mana akan meningkatkan debit air atau debit air kembali naik di Bendungan Lahor,” ujarnya.
Ditempat terpisah, salah satu petani keramba Desa Sumberpucung, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang Sugiono mengatakan, penurunan debit air Bendungan Lahor diperkirakan tinggal mencapai sedalam 15 meter, dan penurunan itu sudah mulai terjadi sejak bulan Juli 2024.Dan biasanya penurunan debit air itu kemungkinan akan berlangsung sampai akhir tahun 2024 mendatang. Selain itu, penurunan debit air Bendungan Lahor tersebut, juga berdampak pada hasil panen ikan yang mengalami penurunan drastis. “Dalam kondisi normal penghasilannya rata-rata mencapai Rp 6 juta, namun saat ini menurun hingga 80 persen,” terangnya.
Menurutnya, dengan penurunan debit air itu, tidak hanya dirinya yang mengalami penurunan pendapatan, tapi juga seluruh petani keramba. Sedangkan kondisi semacam itu juga dipicu Potential of Hydrogen (PH) air yang tinggi, lalu memicu amoniak tinggi. Sehingga kadar oksigen di dalam air menurun dan memperlambat perkembangan ikan, dan jika tahun sebelumnya dipicu kondisi cuaca El Nino. Dengan menyusutnya debit Bendungan Lahor sangat berpengaruh terhadap budidaya ikan jeramba milik petani. Dan petani mengalami kerugian akibat oksigen terlarut di dalam air menjadi rendah, sehingga berdampak terhadap kematian ikan di sejumlah keramba jaring apung dan jaring sekat.
“Kondisi turunnya debit air di Bendungan Lahor dari pengalaman sebelumnya hingga bulan Desember 2024 mendatang. Sehingga petani keramba harus sabar menunggu debit air naik, yang selanjutnya akan kembali memperoleh hasil usaha keramba ikan air tawar,” ucapnya.
Perlu diketahui, berdasarkan hasil pengukuran kualitas air Bendungan Lahor sudah dilakukan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Malan yang dijabarkan tentang hasil pengukurannya, yakni suhu air mencapai 22-29 derajat celsius, PH berkisar 7-8 basa, Dissolved Oxygen (DO) di atas 5 mg/L, dan Amoniak di bawah 0,1 mg/L. [cyn.ca]


