27 C
Sidoarjo
Tuesday, November 12, 2024
spot_img

Debat Publik Kedua: Gus Fawait Kritisi Minimnya Layanan Publik di Jember

Paslon nomor urut 2, Fawait-Djoko, mendapat giliran pertama untuk menyampaikan visi dan misi dalam debat publik kedua Pilkada Jember, di Ballroom Cempaka Hotel, Sabtu (9/11/2024).

Jember, Bhirawa.
Pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Fawait-Djoko, mendapat giliran pertama untuk menyampaikan visi dan misi dalam debat publik kedua Pilkada Jember, yang berlangsung di Ballroom Cempaka Hotel pada Sabtu (9/11/2024).

Dalam kesempatan ini, Fawait menyampaikan kritik tajam terkait minimnya pelayanan publik di Kabupaten Jember, yang menurutnya belum berkembang sejalan dengan potensi besar yang dimiliki daerah tersebut.

“Jember ini adalah kabupaten besar dengan potensi sumber daya manusia (SDM) yang luar biasa dan sumber daya alam (SDA) yang juga melimpah. Namun, hari ini pelayanan publik masih sangat minim,” ujar Fawait.

Ia mengungkapkan bahwa kondisi buruk pelayanan publik ini terlihat dari rendahnya peringkat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kabupaten Jember yang berada di urutan terendah se-Jawa Timur.

Selain itu, Fawait juga menyoroti Indeks Reformasi Birokrasi Jember yang menduduki posisi ke-35 dari 38 kabupaten/kota di provinsi tersebut.

Kedua indikator ini, menurut Fawait, menunjukkan perlunya perbaikan signifikan dalam sistem birokrasi Jember agar mampu melayani masyarakat dengan lebih baik.

Minimnya kualitas pelayanan publik ini, kata Fawait, juga berdampak negatif pada investasi di Jember.

Ia mengungkapkan bahwa penurunan investasi sektor riil di Jember mencapai angka 51,94%.

Berita Terkait :  Lima Tahun Memimpin, Bamsoet: Mayoritas Rakyat Desak MPR Jadi Lembaga Tertinggi Negara

“Ketika investasi menurun, lapangan pekerjaan tidak terbuka, pengangguran tetap tinggi, dan tingkat kemiskinan meningkat,” lanjutnya.

Sebagai perbandingan, Fawait menyebutkan bahwa di saat daerah lain di Jawa Timur seperti Banyuwangi dan Situbondo mengalami peningkatan investasi, Kabupaten Jember justru mengalami penurunan.

Ia menambahkan bahwa peningkatan angka kemiskinan di Jember pada tahun 2023 bahkan lebih tinggi daripada di era kepemimpinan Bupati Faida pada tahun 2019.

Kondisi ini, menurut Fawait, membutuhkan pembenahan yang menyeluruh.

“Saya dan Pak Djoko hadir membawa cinta untuk Jember, dengan komitmen melakukan reformasi birokrasi dan terobosan-terobosan terbaru untuk memajukan kabupaten ini,” tutupnya. (geh,efi.hel)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img