Suasana debat kedua Pilgub Jatim di Grand City Surabaya, Minggu (3/11). foto: Rendy Agung/Bhirawa.
Surabaya, Bhirawa.
Debat kedua Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024 yang berlangsung pada hari Minggu, 3 November 2024, di Grand City Surabaya, menjadi sorotan publik dengan diskusi yang penuh semangat dan ide-ide segar.
Mengangkat tema “Tata Kelola Pemerintah yang Efektif dan Inovatif serta Pelayanan Publik yang Inklusif untuk Keadilan Masyarakat Jawa Timur,” acara ini menghadirkan tiga pasangan calon gubernur yang saling beradu visi dan misi mereka untuk masa depan provinsi.
Khofifah Indar Parawansa, calon gubernur nomor urut 2, membuka debat dengan optimisme yang tinggi. Ia memaparkan pencapaian selama kepemimpinannya, menyoroti investasi mencapai IDR 145 triliun dan penghargaan yang diraihnya, yang mencapai total 738.
“Jatim kini menjadi daerah dengan iklim investasi terbaik setelah Jakarta. Kami telah bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” ujar Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa keberhasilan tersebut adalah hasil kerja kolektif seluruh pegawai pemerintah.
“Hampir 2 hari sekali saat kami menjadi Gubernur Jatim 2019-2024 mendapatkan penghargaan dengan total 738 penghargaan,” ungkapnya.
Mengikuti Khofifah, Tri Rismaharini, calon gubernur nomor urut 3, mengusung visi “Jatim Resik.” Ia menegaskan pentingnya tata kelola pemerintahan yang akuntabel dan dekat dengan masyarakat.
“Kami ingin setiap layanan publik dapat diakses dengan mudah, termasuk di daerah terpencil. Teknologi informasi akan menjadi alat utama untuk mencapai ini,” kata Risma dengan penuh semangat.
Running mate-nya, Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), menekankan bahwa pelayanan publik harus dipermudah dan tidak dipersulit.
“Kami akan berkantor di Bakorwil-bakorwil agar semakin dekat dengan masyarakat tidak hanya di grahadi,” katanya.
Di sisi lain, Cagub nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, mengingatkan audiens tentang tantangan besar yang dihadapi Jatim, terutama dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Kita tidak boleh bangga hanya dengan penghargaan jika masih banyak warga yang hidup dalam kemiskinan. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” tegas Luluk.
Ia berjanji akan berkomitmen untuk mengatasi masalah korupsi dan memastikan transparansi dalam pemerintahan.
Calon wakil gubernur dari Luluk, Lukmanul Khakim, menambahkan bahwa mereka hadir sebagai solusi konkret bagi rakyat Jatim, dengan inovasi dalam birokrasi digital yang lebih bersih dan efisien.
“Kami ingin semua layanan publik berjalan dengan baik, agar kesejahteraan masyarakat dapat terwujud,” ungkapnya.
Debat kali ini bukan hanya sekadar ajang untuk beradu argumen, tetapi juga mencerminkan harapan dan aspirasi masyarakat Jatim. Dengan antusiasme yang tinggi, para calon memberikan gambaran yang jelas tentang komitmen mereka untuk memajukan provinsi ini. Dengan semakin dekatnya hari pemungutan suara, publik semakin antusias untuk menentukan pilihan mereka dalam Pilgub Jatim 2024. (geh.hel)