Calon Wali Kota Malang HM. Anton dan Calon Wakil Wali Kota Malang, H. Dimyati Ayatulloh, pada Debat kedua di Hotel Grand Mercure Malang Mirama Sabtu malam (9/10)
Kota Malang, Bhirawa.
Calon Wali Kota Malang HM. Anton dan Calon Wakil Wali Kota Malang, H. Dimyati Ayatulloh, pada Debat kedua di Hotel Grand Mercure Malang Mirama pada Sabtu malam (9/10) meneguhkan komitmennya akan mengembalikan gajinya untuk kepentingan rakyat kecil.
Dalam hal ini pasangan calon nomor 3, Abah Anton dan Dimyati atau ABADI tampil penuh percaya diri. Kompak mengenakan Hem putih dan kopyah hitam sebagaimana gambar untuk surat suara ABADI menjawab semua pertanyaan yang mengusung tema Meningkatkan pelayanan pada masyarakat dan menyelesaikan persoalan-persoalan daerah.
Abah Anton, memastikan jika nantinya gaji yang dia terima akan dikembalikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
‘Saya tegaskan kembali gaji sebagai kepala daerah akan kami kembalikan untuk kepentingan masyarakat kecil,”tandas Abah Anton.
Bahkan Isu komitmen peduli wong cilik yang menjadi closing statement ABADI ditegaskan kembali oleh Abah Anton dalam konferensi pers.
Sebuah janji yang diusung dan pernah dibuktikan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat bawah yatim dan fakir miskin di Kota Malang. Sebagaimana ketika dulu dia pernah menjabat sebagai walikota di tahun 2013 – 2018.
Menurutnya, kesejahteraan warga tidak cukup hanya dengan perbaikan infrastruktur atau layanan publik saja, melainkan juga harus melalui jaminan pendapatan yang lebih layak.
“ Kami ingi seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan, tidak hanya kalangan tertentu saja,” tegas Abah Anton.
ABADI datang di acara debat pulik juga diikuti barisan tokoh ulama duduk diantara kursi peserta penonton. Ikut pula dalam konferensi pers. Abah Anton menyebut ini adalah bukti kepercayaan masyarakat terhadap pencalonan ABADI
“Alhamdulillah, ini membuktikan kepercayaan para ulama kita dan masyarakat Kota Malang. Saya yakin beliau-beliau ini tahu mana yang benar atau salah,” ujar Abah Anton.
Dukungan masyarakat yang besar ini, tandas Abah Anton menandakan bahwa masyarakat masih merindukan pemimpin yang tahu rakyat dan mau bisa kembali ke masyarakat.
Abah Anton bagi pendukungnya dirindukan karena merakyat dan sering blusukan ke tempat tinggal warga langsung. Bertanya masalah rakyat dan responsif atas masalah-masalah yang dihadapi warga.
“Abah itu dulu sering blusukan, misal ada warga sakit langsung ditengok disumbang, ikut sholat di masjid juga lalu kalau masjid atau mushalla kurang layak langsung dibantu spontan,” ucap Nur Hidayah warga Jodipan.
Dengan semakin mendekatnya hari pemungutan suara, debat publik ini menjadi sesuatu yang penting bagi ketiga pasangan calon untuk memperkuat basis dukungan mereka. Para calon berlomba-lomba menampilkan program-program yang dianggap paling menjawab kebutuhan masyarakat.
Debat kali ini diharapkan dapat membantu masyarakat Kota Malang dalam menentukan pilihan, sekaligus sebagai ajang bagi calon-calon pemimpin untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kemajuan kota dan kesejahteraan warganya. (mut.hel).