Sandal Lokal tetapi Sampai ke Luar Pulau?
Oleh :
Sakhiya Mutiara Putri Utama
Mahasiswa Kuliah kerja Nyata (KKN) R26 Subkel 3 Angkatan 2022 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Tersimpan cerita yang memiliki perjuangan para pelaku usaha mikro yang seringkali luput dari perhatian, salah satunya adalah UMKM Belrizo. Usaha rumahan sandal lokal yang dirintis oleh sepasang suami istri (Pak Anang Maulana Cholic & Bu Setyorini ) di desa Karangdiyeng, kecamatan Kutorejo kabupaten Mojokerto. Didirikan di 2019, Belrizo tumbuh dari skala kecil dan biasa menjangkau pelanggan hingga ke Papua dan Nusa Tenggara Timur. Meski produk sudah menembus pasar Papua dan Nusa Tenggara Timur absen nya Nomor Induk Berusaha (NIB) membuat usaha ini tidak tercatat secara resmi dan rawan terhadap hambatan hukum.
Selain itu, sebelum pendampingan usaha ini belum terlalu aktif di media sosial dan hanya mengandalkan dari whatssap serta dari promosi online yang masih pasif, dalam program KKN kami identitas visual UMKM Belrizo yang sebelumnya seadanya kami bantu desain ulang menjadi lebih professional.
Warna merah dan kuning dipilih untuk memberi semangat dan kekuatan, terlebih lagi nama UMKM Belrizo terinspirasi dari nama anak (Abelina & Alfariski) sepasang suami istri (Pak Anang Maulana Cholic & Bu Setyorini ) dari penjual UMKM sandal Belrizo. Diharapkan kedepannya setelah pendampingan ini selesai bisa berlangsung lebih baik dan juga bisa membuat video pendek serta mengelola akun bisnis hingga mengoptimalkan fitur market place agar menarik perhatian testimoni para pelanggan.
Menurut subkel kami digital marketing bukan hanya tren ataupun tentang dagang, tapi ini kebutuhan. Jika UMKM ingin terus bertahan dan tumbuh lebih besar maka harus mampu dan bicara “bicara” melalui media platform.
Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, kami sebagai mahasiswa KKN R26 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya terlebih Subkel 3 hadir dalam program KKN untuk mendampingi proses ini, selain itu pemerintah juga harus hadir lebih dekat dengan desa untuk memperluas literasi dengan pelaku kalangan usaha kecil.
Kami juga menambahkan element untuk mempercantik penjualan, seperti packaging zipper untuk sandal dan juga stample guna untuk nota pengeluaran dan pemasukkan sandal. Hasilnya?
Tampilan usaha UMKM Belrizo lebih menarik dan bisa meningkatkan kepercayaan pembeli semakin meningkat. Dari sini membuktikan bahwa kekukatan lokal mampu bersaing dipasar nasional jika diberi sentuhan yang pas, pendampingan KKN ini menjadi bukti bahwa UMKM Belrizo adalah contoh nyata bahwa usaha kecil pun bisa melangkah lebih besar jika mendapat dukungan yang strategis dan berkelanjutan.
Terakhir, branding bukan hanya tentang nama, keindahan, ataupun mengikuti tren. Ini tentang lebih dari itu, branding adalah tentang bagaimana membangun kepercayaan dengan pembeli. Dengan kepercayaan itulah nama UMKM Belrizo semakin dikenal dengan luas dan berpotensi meningkatkan penjualan secara signifikan.
Melalui cerita ini kita bisa sadaar bahwa dari hal kecil pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dapat membuahkan hasil, aktivitas ini adalah Langkah untuk membangun UMKM yang berkelanjutan. Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang terlibat dan di dukung oleh Vunky Syahrizal, Dinda Nur Puspita Dewi, Maria Goreti Dhiki selaku mahasiswa dan mahasiswi aktif di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang melakukan pengabdian di desa Karangdiyeng, kecamatan Kutorejo kabupaten Mojokerto. [*]


