Oleh:
Tata Rahayu dan Titan M.R
Kedua penulis adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi Untag Surabaya
Cultural Studies atau kajian budaya merupakan salah satu cara pandang teoritis yang menghubungkan berbagai bidang, seperti di bidang sosiologi, sejarah, kritik sastra, maupun kajian media. Cultural studies sendiri memberikan cara pandang yang kritis dalam menganalisis dan menjelaskan proses-proses kebudayan.
Di dalam kajian budaya kita bisa memahami bagaimana cara budaya memepengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan sosial. Cultural Studies adalah kajian multidisiplin ilmu yang menggabungkan perspektif dari berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, antropologi, sejarah, studi media, dan lainnya.
Pada tahun 60-an Cultural Studies pertama kali muncul di Inggris, dan pelaku-pelaku seperti Richard Hoggart, Raymond Williams, dan Stuart Hall sangat berkontribusi pada perkembangan bidang ini. Menurut Hall, mereka meyakini bahwa budaya mencakup semua praktik dalam kehidupan sehari-hari maupun representasi simbolik yang memengaruhi identitas individu dan kelompok, bukan hanya seni dan literatur klasik. Sedangkan menurut Barker, Analisis berbagai aspek budaya populer, seperti media massa, film, musik, dan praktik konsumsi, termasuk dalam ruang lingkup studi budaya. Bidang ini juga memperhatikan ideologi, kekuasaan, resistensi, dan hegemoni dalam konteks budaya. Misalnya, bagaimana persepsi orang tentang ras, gender, dan kelas sosial dipengaruhi oleh media.
Cultural studies sebenarnya berfokus terhadap pemahaman kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari budaya yang diamati. Metode ini sering kali digunakan dalam memeriksa objek dari berbagai perspektif untuk mencari tahu makna dan representasi dalam beragam macam konteks. Teori cultural studies sering disebut sebagai sebuah teori karya Stuart Hall yang mendukung teori kritis Marx. Karl Marks sendiri memberikan gagasan bahwa yang memiliki pandangan kapitalisme telah menciptakan kelompok elit kuasa untuk melakukan eksploitasi terhadap kelompok yang tidak berkuasa dan lemah.
Pendekatan Multi Disiplin dalam Cultural Studies ini memungkinkan peneliti menggunakan alat dan teori dari berbagai disiplin ilmu. Hal ini memungkinkan bahwa analisis budaya bisa lebih luas dan mendalam. Sebagai contoh, studi tentang representasi gender di media dapat memanfaatkan teori feminisme dari sosiologi, dimana menunjukkan bahwa perempuan bisa memiliki kesetaraan terhadap laki-laki. Selain itu, pendekatan multidisiplin ini memungkinkan sangat membantu studi kebudayaan untuk tetap sesuai dan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan sosial dan teknologi. Penelitian dalam bidang ini telah berfokus pada pengaruh media digital dan teknologi baru terhadap budaya, seperti banyaknya influencer, game online, dan media sosial.
Dalam studi kasus media sosial dan identitas, Cultural Studies memiliki peran yang cukup penting. Seperti yang diketahui media sosial telah menjadi platform penting bagi pembentukan identitas individu dan komunitas, serta menjadi arena baru bagi kontestasi ideologi dan kekuasaan. Ini adalah contoh bagaimana Culutural Studies dapat menggabungkan berbagai disiplin ilmu untuk memahami fenomena budaya modern. Boyd (2020) meneliti bagaimana remaja memanfaatkan media sosial untuk mengeksplorasi identitas mereka dan berinteraksi dengan kelompok sebaya. Studi ini menggunakan pandangan psikologi perkembangan serta analisis jaringan sosial untuk memahami dinamika interaksi di situs seperti Instagram dan TikTok. Sebaliknya, Fuchs (2021) menyelidiki bagaimana perusahaan besar menggunakan media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk mengumpulkan data pengguna dan mengubah pendapat publik. Studi ini menyelidiki masalah yang berkaitan dengan privasi, pengawasan kapitalisme, dan kontrol sosial dengan menggabungkan teori penting dari ilmu komunikasi dan analisis ekonomi politik.
Cultural Studies akan terus memainkan peran penting dalam memahami dinamika budaya di era globalisasi dan teknologi informasi. Di masa depan, penelitian mungkin akan semakin berkonsentrasi pada masalah seperti ekologi budaya, keadilan sosial, dan dekolonialisasi pengetahuan. Dalam konteks global, studi budaya juga dapat membantu memahami bagaimana budaya lokal dan internasional berinteraksi dan dapat mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, studi kasus tentang fenomena K-Pop. Dapat dilihat bagaimana antusias para pemuda terhadap Korea, dari mulai meniru gaya berpakaian sampai makanan. Hal ini menunjukkan bagaimana budaya pop dari seluruh dunia dapat diambil, disesuaikan, dan diberi makna baru dalam konteks local.
Cultural Studies adalah bidang yang berkembang dan multidisipliner yang menawarkan alat dan perspektif untuk memahami fenomena budaya yang terjadi dalam masyarakat. Dengan menggabungkan teori dan metode dari berbagai disiplin ilmu, studi budaya memungkinkan analisis yang lebih kritis dan menyeluruh terhadap isu-isu budaya. Bidang ini tetap relevan dan penting dalam konteks perubahan sosial dan teknologi yang terus berkembang, meskipun menghadapi banyak tantangan dan kritik. Kajian budaya akan terus berkembang dan memunculkan hal-hal baru, dalam hal ini berakibat ke disiplin ilmu.
–———- *** ————-