24 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

“Bupati Medhayoh” Hangatnya Kepedulian dari Teras Rumah Warga Bojonegoro

Oleh:
Achmad Basir, Kabupaten Bojonegoro

Sore itu, angin berembus pelan menyapu pepohonan di Desa Glagahwangi, Kecamatan Sugihwaras. Langit sedikit mendung, namun wajah-wajah warga tampak cerah dan sumringah.

Mereka berkumpul di halaman rumah Yusiati, RT 14 RW 05, bukan sekadar untuk bersilaturahmi, melainkan menyambut langsung kehadiran Bupati Bojonegoro Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah dalam agenda “Bupati Medhayoh”, Senin (14/7).

“Medhayoh”, dalam tradisi Jawa, bermakna silaturahmi atau bertandang. Namun bagi warga Glagahwangi, Medhayoh kali ini bukan sekadar kunjungan seremonial. Ia hadir sebagai jembatan kedekatan antara pemimpin dan rakyatnya.

Di sini, sekat formalitas seakan runtuh, berganti dengan sapaan hangat, tawa lepas, dan cerita yang mengalir alami dari satu pelipir rumah ke teras yang disulap menjadi ruang dialog.

Bupati Wahono membuka percakapan dengan kenangan masa kecil. “Saya dulu waktu kecil ikut ke sawah cari ulat tembakau,” kisahnya sembari tersenyum.

Cerita itu disambut tawa dan anggukan warga, terutama para petani yang juga tengah berjuang menghadapi cuaca tak menentu yang memengaruhi panen mereka.

Sebelum kedatangan bupati, Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Zainal Fanani, sempat memaparkan tantangan pertanian tembakau saat ini. Diskusi berjalan santai namun penuh makna, sebab hadir pula para kepala desa, ketua RT, RW, dan kelompok tani seKecamatan Sugihwaras.

Tapi Medhayoh tak hanya bicara. Ia juga membawa aksi nyata. Di sisi lain rumah, stand layanan kesehatan gratis dari Dinas Kesehatan Bojonegoro sudah dipadati warga. Ada yang antre untuk cek tensi, ada pula yang memeriksa kadar gula darah, kolesterol, hingga asam urat.

Berita Terkait :  Jolotundo Park Kabupaten Nganjuk Tawarkan Harmonisasi dengan Alam

Miatun, seorang ibu rumah tangga, tampak lega setelah dicek kesehatannya. “Tadi saya kolesterolnya tinggi, tapi langsung dikasih obat dan dikasih tahu makanan yang harus dihindari,” tuturnya.

Baginya, itu bukan hanya pelayanan, tapi bentuk nyata dari kepedulian pemerintah.

Tak jauh dari situ, warga lainnya berkerumun di stan Pasar Murah. Gula, minyak, beras, dan kebutuhan pokok lain dijual dengan harga miring. Suasana ramai, tapi tetap tertib. Semua ingin pulang dengan membawa manfaat, baik secara fisik maupun batin.

Puncak acara Medhayoh, penyerahan santunan jaminan kematian BPJS Ketenagakerjaan kepada tujuh warga penerima manfaat. Masing-masing menerima santunan Rp 42 juta. Mereka adalah pekerja rentan yang telah didaftarkan Pemkab Bojonegoro sebuah bentuk perlindungan yang nyata dari negara.

Fadilah Utami, Kepala Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Bojonegoro, menyebut bahwa hingga pertengahan 2025, sudah 198 warga menerima santunan dengan total anggaran mencapai Rp 9 miliar.

“Ini bukti bahwa negara hadir, dan Pemkab Bojonegoro benar-benar peduli terhadap pekerja rentan,” ujarnya.

Sore menjelang malam. Senyum warga tak juga pudar. Dalam satu hari, mereka tak hanya bertemu pemimpinnya, tapi juga merasakan langsung tangan pemerintah yang menyentuh kehidupan mereka dari kesehatan, pangan, hingga perlindungan sosial.

“Medhayoh” di Glagahwangi bukan hanya acara, tapi cerminan tentang kehadiran yang tulus dan kepemimpinan yang membumi. Dari teras rumah warga, harapan itu tumbuh: bahwa Bojonegoro bukan hanya dibangun dari atas, tapi juga dari hati rakyatnya. [bas.gat]

Berita Terkait :  Tekan Potensi Banjir-Tanah Longsor, Pemkot Batu Normalisasi Sungai dan Hutan

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru