Situbondo, Bhirawa
Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo atau akrab disapa Mas Rio, mengajak generasi muda untuk menjadi motor penggerak hilirisasi komoditas unggulan Jawa Timur, terutama kelapa sawit dan kakao.
Ajakan itu disampaikannya saat menjadi pemateri dalam seminar bertajuk ‘Optimalisasi Hilirisasi Kelapa Sawit dan Kakao di Jawa Timur: Diversifikasi Produk, Legalitas UMKM, Akses Pembiayaan, dan Peluang Ekspor.
Dalam seminar yang dihadiri ratusan pelaku UMKM dari berbagai daerah, Mas Rio menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan dunia usaha.
Menurut bupati yang berlatar belakang peneliti dan pengusaha itu, hilirisasi tidak hanya berfokus pada peningkatan nilai tambah produk, tetapi juga pada penciptaan lapangan kerja baru serta penguatan daya saing daerah di pasar global.
“Kita tidak boleh berhenti di ekspor bahan mentah. Sudah saatnya daerah seperti Situbondo, Jember, dan Banyuwangi membangun industri turunan, seperti cokelat olahan dan minyak sawit siap pakai,” ujar Mas Rio.
Mas Rio juga menegaskan bahwa keberhasilan hilirisasi tidak bisa dilepaskan dari peran UMKM lokal. Ia menilai, banyak pelaku UMKM yang sebenarnya memiliki ide dan inovasi bagus, namun terkendala oleh keterbatasan legalitas usaha dan akses permodalan.
Untuk itu, Pemkab Situbondo kini menggencarkan program pembiayaan tanpa bunga dan pendampingan manajerial agar pelaku UMKM bisa tumbuh lebih cepat.
“Kami sudah bekerja sama dengan sejumlah lembaga keuangan dan perbankan untuk menghadirkan skema bunga nol persen. Dengan begitu, pelaku usaha bisa fokus mengembangkan produk tanpa terbebani bunga kredit,” jelasnya.
Lebih jauh, Mas Rio mendorong UMKM agar tidak berjalan sendiri, melainkan membangun jejaring usaha antar-daerah guna memperkuat rantai pasok dan memperluas pasar.
Mas Rio menilai jejaring yang solid akan memudahkan pelaku usaha berbagi sumber bahan baku, berbagi pengetahuan, serta memperkuat posisi tawar di pasar domestik maupun ekspor.
“UMKM harus saling terkoneksi. Kalau Situbondo kuat di kakao, bisa bekerja sama dengan Jember yang punya industri pengemasan atau Surabaya yang punya akses ekspor. Dengan jejaring itu, nilai tambah ekonomi akan tersebar merata,” tutur Mas Rio.
Seminar di Unair itu juga menjadi wadah diskusi lintas sektor untuk memperkuat ekosistem hilirisasi di Jawa Timur. Para akademisi dan mahasiswa menyambut baik gagasan Mas Rio, terutama soal pentingnya riset kampus yang aplikatif dan terhubung langsung dengan kebutuhan industri daerah.
Mas Rio kembali menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam menggerakkan ekonomi daerah melalui inovasi dan kewirausahaan.
“Kita harus melahirkan entrepreneur muda yang mampu menciptakan produk lokal berdaya saing dunia. Jawa Timur punya sumber daya, tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan cerdas dan berkelanjutan,” pungkas Mas Rio. [awi.dre]


