BNNK Tulungagung tidak menemukan sopir bus yang terpapar narkoba saat melakukan tes urine secara mendadak di Terminal Gayatri Kota Tulungagung, Kamis (18/12).
Tulungagung, Bhirawa.
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tulungagung melakukan tes urine secara mendadak bagi penemudi atau sopir bus di Terminal Gayatri Kota Tulungagung, Kamis (18/12). Dalam pelaksanaan tes urine dadakan tersebut juga dilakukan pemeriksaan kesehatan dan ramp check kendaraan bus yang dilakukan Satlantas Polres Tulungagung, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Dinas Perhubungan Kabupaten Tulungagung dan UPT Terminal Gayatri Kementerian Perhubungan RI.
Plt Kepala BNNK Tulungagung, AKBP Damar Bastiar Amarapit mengatakan tes urine bagi sopir bus secara mendadak sebagai upaya deteksi dini penyalahgunaan narkoba.
“Pemeriksaan dilakukan agar pengemudi dan kru bus sehat semua,” ujarnya.
Ia menyebutkan ada sebanyak 25 sopir bus, baik itu yang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) atau pun Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang menjalani tes. Hasilnya, semua sopir yang diperiksa urinenya dinyatakan negatif atau tidak terpapar narkoba.
Hasil negatif tersebut, menurut AKBP Damar, merupakan harapan dari BNNK Tulungagung. Apalagi tujuan dari tes narkoba agar sopir bus sehat dalam berkendara tanpa narkoba.
“Keselamatan di jalan merupaka prioritas utama,” tandasnya.
Rencananya, kegiatan tes urine secara dadakan akan terus dilakukan oleh BNNK Tulungagung secara periodik. Tidak hanya pada sopir bus, tetapi juga sopir kendaraan travel dan sopir kendaraan angkutan barang dan sopir kendaraan pribadi.
“Dilakukan secara priodik dan tempatnya tidak di terminal,” terangnya.
Sementara itu, Kepala UPT Terminal Tipe A Gayatri Tulungagung, Yono, mengungkapkan dalam kegiatan ramp check semua kendaraan bus yang diperiksa tidak ditemukan pelanggaran.
“Artinya, semua laik jalan,” katanya.
Sampai saat ini, lanjut Yono, keadaan Terminal Gayatri Tulungagung cenderung normal. Belum ada lonjakan penumpang.
“Penambahan armada bus juga belum ada. Kami sudah koordinasi dengan PO bus untuk ketersedian armada kalau terjadi lonjakan penumpang. Kami perkirakan akan terjadi lonjakan penumpang mulai tanggal 24 Desember 2025 dan arus baliknya pada tanggal 2 Januari 2026,” paparnya. (wed.hel)


