Pasuruan, Bhirawa
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang menggelar Training of Trainers (ToT) bertema Cinta, Bangga, Paham Rupiah dan Digitalisasi Sistem Pembayaran di Kota Pasuruan, Selasa (3/12).
Pesertanya dari Guru Penggerak Pendidikan tingkat SD dan SMP di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Deddy Prasetyo menyampaikan ToT digelar untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang uang rupiah. Baik cara merawatnya maupun mengenali ciri-ciri keasliannya.
“Harapan kita adalah para guru bisa menyampaikan mengedukasi tentang uang rupiah kepada masyarakat. Terutama, peserta didik di sekolah masing-masing. Dengan perawatan yang baik, masa edar uang bisa lebih panjang dan kondisinya tetap bagus di masyarakat,” ujar Deddy Prasetyo.
Adapun tema digitalisasi sistem pembayaran juga menjadi fokus utama. BI Malang mendorong penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai metode pembayaran digital yang dinilai efektif dan aman.
“Kini, dapat sambutan positif di masyarakat. Buktinya, pertumbuhan transaksinya yang cukup menggembirakan, termasuk di Kota Pasuruan. Tentu, kita berharap masyarakat semakin terbiasa menggunakan pembayaran digital untuk kebutuhan sehari-hari,” jelas Deddy Prasetyo.
Dengan pembayaran digital melalui QRIS, BI berharap risiko kejahatan seperti peredaran uang palsu dapat diminimalkan.
“Digitalisasi pembayaran adalah langkah penting untuk menciptakan transaksi yang aman dan nyaman bagi masyarakat,” jelas Deddy Prasetyo.
Disisi lain, pemilihan guru sebagai peserta didasarkan pada peran mereka sebagai penyebar edukasi yang strategis.
“Dan guru itu mempunyai jangkauan yang luas. Baik di sekolah maupun di lingkungannya. Makanya, kita berharap pesan-pesan edukasi ini dapat diteruskan kepada siswa dan masyarakat sekitar,” kata Deddy Prasetyo.
Pihaknya juga menyoroti pentingnya pengenalan ciri-ciri uang rupiah asli untuk mencegah peredaran uang palsu.
“Kasus uang palsu sering terjadi akibat kurangnya pengetahuan masyarakat. Karenanya, kita mengenalkan cara sederhana untuk mengenali uang asli agar mudah diterapkan,” imbuj Deddy Prasetyo. [hil]