27 C
Sidoarjo
Saturday, April 12, 2025
spot_img

Bekal Spirit Ramadan

Ritual mudik lebaran Idul Fitri (1446 H), telah selesai dilaksanakan segenap rakyat Indonesia. Tak terkecuali yang non-muslim turut terlibat, khususnya urusan ekonomi, dan ke-guyub-an sosial. Pekan kedua April menjadi ujung cuti kerja bersama, dan libur sekolah. Kini kegiatan kerja, dan sekolah sudah mulai normal Kembali. Rekreatif spiritual selama bulan puasa (dan Idul Fitri) akan menjadi bekal menjalani hari-hari pasca Ramadhan. Terutama kesabaran. karena perekonomian nasional dan global, semakin tidak menentu.

Tetapi mudik lebaran Idul Fitri (1446 H), mengalami kelesuan. Berdasar penjejakan Kementerian Perhubungan, terjadi penurunan sampai 24,34%. Jumlah pemudik tahun 2025 sebanyak 146,48 juta orang (sekitar 52% penduduk). Padahal tahun 2024 ju,lah pemudik tercatat 193,6 juta orang (71,7% total penduduk) . Menjadi bukti kelesuan ekonomi.

Sebulan masa puasa Ramadhan, menjadi periode penyelamat perekonomian nasional. Seluruh ragam belanja mengalamai kenaikan. Terutama belanja makanan, minuman, dan belanja sandang. Serta masih di-ikuti ke-dermawan-an. Terbukti dari penarikan uang di perbankan semakin meningkat. Pada Ramadhan tahun ini BI menyiapkan uang layak edar sekitar Rp 181 trilyun. Dipastikan ludes. Karena tahun lalu, penukaran uang di BI mencapai Rp 197,6 trilyun. Yang menarik, penukaran uang mayoritas (87,44%) tergolong pecahan besar (minimal Rp 20 ribu).

Menurut penjejakan Direktur Program INDEF, nilai keekonomian mudik lebaran saja (tahun 2024), ditaksir mencapai Rp 320 triliun. Belum termasuk belanja bahan pangan, dan belanja aneka sandang (pakaian) saat Ramadhan. Bisa mencapai Rp 500-an triliun. Tetapi Ramadhan tahun ini, tabungan masyarakat menurun pada semua level. Menjadi pertanda, sisa pendapatan yang bisa ditabung (di perbankan) semakin berkurang. Berujung pelemahan perekonomian.

Berita Terkait :  Babinsa Gubeng Awali 2025 dengan Materi Wasbang di SDN Gubeng I

Ramadhan, sebagai “kampus” Pendidikan mental (dan moral) baru saja berlalu. Terbukti berhasil mengubah paradigma dalam hubungan sosial lebih baik. Setiap orang menjadi lebih dermawan. Di seluruh dunia spirit ke-shaleh-an Ramadhan lazim ditutup dengan saling me-maaf-kan diantara kerabat dan sahabat. Yang berseteru menjadi akur. Di Indonesia, paradigma saling me-maaf-kan ditandai dengan prosesi lebaran. Secara harfiah, lebaran berasal dari kata (Jawa) “lebar,” yang bermakna “selesai.”

Pada beberapa daerah disebut juga dengan istilah ba’do (setelah), selanjutnya di-Jawa-kan menjadi “bodo.” Seluruhnya merujuk pada Idul Fitri, setelah (selesai) sebulan berpuasa Ramadhan. Makna filosofis “bodo” dalam bahasa Jawa, dengan Idul Fitri (dalam bahasa Arab), sama persis. Yakni, kembali pada nilai asal kemanusiaan (fitrah), yang membutuhkan kehidupan sosial, bersama dalam kedamaian. “Bodo,” (Idul Fitri) meripakan hasil gemilang puasa Ramadhan.

Selama sebulan puasa, bagai latihan perbaikan perilaku, mental, dan moralitas. Sehingga hampir seluruh paradigma dan kinerja terlaksana dengan “standar” Ramadhan. Disiplin, jujur, serta berucap dengan kata-kata menyejukkan. Selama sebulan puasa, terasa lebih ramah dengan inner quotient (kecerdasan dari dalam diri). Sukses mengendalikan diri bukan takut terhadap anacaman hukuman. Melainkan tumbuhnya kecerdasan spiritual.

Solidaritas, dan persaudaraan terjalin lebih erat. Bukan sekadar sesama muslim. Melainkan juga dengan seluruh tetangga, walau beda keyakinan agama. Terutama penyediaan makanan, sedekah uang, dan berbagai bantuan sosial lain. Secara adat budaya (dan syariat), “Bodo” disambut dengan sukacita. Kesantunan sosial makin terasa. Serta perilaku permusuhan dimampatkan.

Berita Terkait :  Menyelamatkan Anggaran Pendidikan

Pemerintah wajib menjaga perekonomian rakyat agar tidak terjerumus, menjadi miskin bersama-sama. Sesuai arahan konstitusi. Bahwa seluruh rakyat Indonesia, adalah keluarga. Sehingga UUD pada pasal 33 ayat (1), menyatakan, “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.” Pemerintah dapat menjaga perekonomian rakyat, dengan bekal spirit Ramadhan.

——— 000 ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru