Pelaksanaan penandatangan SHA antara Bank Jatim dengan Pemprov dan Bank Lampung di Hotel Golden Tulip Kota Batu, Jumat (8/11)
Kota Batu,Bhirawa.
Kepedulian dan semangat membantu demi kemajuan betsama ditunjukkan PT Bank Jatim Tbk bersama Pemprov Jatim. Hal ini diwujudkan dengan membantu permodalan dan kerja sama dengab PT Bank Lampung agar badan keuangan ini bisa optimal dalam memberikan jasa keuangan untuk menopang pembangunan di Provinsi Lampung. Hal ini ditandai dengan penandatangan SHA yang melibatkan kedua bank terebut dan Pemprov Lampung di Hotel Golden Tulip, Kota Batu, Jumat (8/11).
Penandatanganan perjanjian Shareholder Agrement (SHA) atau antar pemegang saham pengendali dilakukan antara Dirut Bank Jatim, Busrul Iman dan Pj Gubernur Lampung, Samsudin. Kemudian penandatanganan kedua berupa Akta Kepatuhan yang dilakukanDirut Bank Jatim, Busrul Iman dan Dirut Bank Lampung, Mahdi Yusuf. Dan penandatangan ini disaksikan dan mendapat dukungan langsung Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono.
Adhy menjelaskan bahwa untuk mengoptimalkan pelayanan, seluruh Bank Pembangunan Daerah (BPD) harus memiliki modal inti minimal sebesar Rp3 trilliun. “Adapun BPD yang memiliki modal di bawah itu harus berkelompok membuat Kelompok Usaha Bank (KUB),” jelasnya, Jumat (8/11).
Dan konsekuensi dari kondisi tersebut, BPD harus menjadi BPR daerah. Oleh karenanya, ketika menjadi BPR harus dipikirkan para pemegang saham sampai kepercayaan masyarakat pada sektor perbankan.
“Dan allhamdulillah Bank Jatim yang sudah memiliki Rp11 trilliun. Ksrena itu Bank Jatim bisa membantu BPD lain lewat KUB,” tambah Adhy. Dan melalui KUB ini, pihaknya berkomitmen untuk bersama memajukan usaha bank tersebut sampai tercapai modal inti tersebut.
Pj Gubernur Jatim juga memaparkan bahwa pihaknya bersama Bank Jatim memberi keleluasaan kepada Bank Lampung jika dalam perjalanan telah memiliki modal inti minimal. Artinya, ketika modal inti telah tercapai Bank Lampung bisa melepaskan diri dari KUB bersama Bank Jatim.
Ternyata SHA ini memiliki multiplayer efek luar biasa. Dari sisi aset dalam KUB, Bank Jatim menjadi bank pengendali karena aset yang dimiliki bisa bersatu. Ketika ada proyek besar di Lampung namun dana yang tersedia tidak mencukupi maka Bank Jatim bisa membackup.
“Kita bisa menggarap proyek besar secara bersama sama. Intinya semakin luas pasar maka peluang bisnis juga semakin besar. Dan saya yakin Lampung bisa berinvestasi di Jatim,” papar Adhy.
Dengan adanya KUB maka kini Bank Jatim memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya, sinergi antara bank-bank yang tergabung untuk menciptakan inovasi baru dalam produk dan layanan perbankan. Inovasi ini bisa dalam bentuk layanan perbankan digital yang mudah diakses dan merata penggunaanya.
Selain Bank Lampung, lanjut Adhy, saat ini Pj. Bank Jatim juga sudah berproses untuk membentuk KUB dengan Bank NTB Syariah dan Bank Banten. Kemudian penjajakan rencana membentuk KUB juga dilakukab dengan Bank NTT dan Bank Sulawesi Tenggara..
Dengan semua upaya ini menunjukkan komitmen Pemprov Jatim untuk hadir dalam KUB dan siap bekerjasama dengan stakeholder dalam menciptakan iklim usaha yang baik. Juga, memberikan insentif kepada sektor sektor yang membutuhkan perhatian khusus sekaligus mendorong terbukanya lapangan pekerjaan yang luas di Jatim
Sementara, Pj Gubernur Lampung Samsudin mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi bagian penting bagi Bank Lampung untuk memenuhi ketentuan harus memiliki Modal Inti Rp3 trilliun. Dan hal ini menjadi sejarah bagi Bank Lampung dengan bekerjasama dengan Bank Jatim sehingga tidak menjadi BPR.
“SHA ini merupakan bentuk sinergitas antar provinsi yang memiliki satu kesamaan sebagai provinsi ujung timur. Kalau Lampung berada di timurnya Sumatra, maka Jawa Timur berada di timurnya Pulau Jawa,” ungkap Samsudin.
Ditambahkan Dirut Bank Jatim, Busrul Iman bahwa KUB antara Bank Jatim dengan Bank Lampung sebagai tindak lanjut pada pertemuan sebelumnya. Adapun tujuannya untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat di wilayah masing masing.
“Dengan potensi yang dimiliki oleh Bank Jatim dan Bank Lampung maka kolaborasi yang dilakukan diharapkan bisa membentuk jembatan penguatan struktur,” ujar Busrul.(nas.hel)