Kudus, Bhirawa
Banjir rob yang terjadi di Semarang membuat macet di beberapa ruas jalan. Kondisi ini membuat fisik atlet Wushu Jatim yang turun di PON Bela Diri Kudus 2025 terganggu.
Menurut Pelatih Wushu Jatim Sherlie Hoediono rombongan atlet dan pelatih harus menempuh perjalan dari Surabaya ke Kudus sekitar 14 jam. Kondisi ini membuat para atlet mengalami kelelahan. “Kondisi jalan akibat banjir di Semarang. Kami berangkat dari Surabaya Rabu (22/10) sekitar pukul 9.00 dan tiba di hotel (Kudus) jam 12 malam,’ katanya, Kamis (23/10).
Untuk mengembalikan performa para atlet ia menginstruksikan agar mereka istirahat total. “Biar mereka fresh saat pertandingan besok (Jumat, 24/10),” katanya.
Pada kesempatan itu ia juga mengatakan, Kontingen cabang olahraga wushu Jawa Timur optimis bisa membawa pulang gelar juara umum pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Bela Diri 2025 di Kudus, Jawa Tengah.
Sebagai juara umum PON XXI 2024 Aceh-Sumut, wushu Jatim akan menurunkan 19 atlet. Mereka adalah hasil juara PON, juara singel event nasional, dan hasil seleksi baru untuk nomor sanda. Dari 19 itu 9 di antaranya akan tampil di nomor taolu dan 10 di nomor sanda.
Sherlie mengatakan, anak asuhnya sudah siap meski secara waktu persiapan cukup minim. Dengan waktu minim, ia mengaku, tidak banyak jurus baru yang dipersiapkan oleh masing-masing atlet.
“Harapannya anak-anak masih bisa main di levelnya mereka kurang lebih sama seperti yang di PON ya,” ungkap Sherlie.
Meski tidak ada jurus baru yang akan ditampilkan, namun ia tetap yakin dengan penampilan anak asuhnya bisa memberikan sumbangsih medali emas.
“Peluangnya ya saya maksimalin anak-anak karena ini banyak yang di pelatnas, yang duilian ini ada yang sudah tidak bertanding jadi kita cari orang baru,” ujarnya.
Untuk persaingan sendiri, Sherlie menyebut, DKI Jakarta masih jadi ancaman di nomor taolu dan Jawa Tengah di nomor sanda.
“Untuk sanda saya tidak bisa bicara banyak karena banyak atlet baru, tapi mereka paling tidak bisa semifinalis atau finalis,” katanya. [wwn.kt]


